Senin 27 Apr 2020 17:37 WIB

Angka Kebakaran di Jakarta Turun

Penyebab kebakaran masih didominasi oleh korsleting listrik.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agus Yulianto
Warga menyaksikan kebakaran yang melanda kompleks ruko tekstil di kawasan Tanah Abang, Jakarta.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warga menyaksikan kebakaran yang melanda kompleks ruko tekstil di kawasan Tanah Abang, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat dalam periode Januari hingga 26 April 2020 terjadi 489 kasus kebakaran. Angka ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 527 kali peristiwa kebakaran.

Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Satriadi Gunawan mengatakan, sebanyak 433 kejadian kebakaran berhasil diatasi oleh petugas dari Dinas Gulkarmat. Sedangkan sisanya berhasil diatasi masyarakat secara mandiri.

"Total luas area yang terbakar dalam periode Januari hingga 26 April 2020 mencapai 48.000 meter persegi dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 77 miliar," ujarnya, Senin (27/4).

Satriadi menjelaskan, penyebab kebakaran masih didominasi oleh korsleting listrik dengan jumlah 327 kejadian, gas 58, dan membakar sampah 23 kejadian. "Benda yang terbakar didominasi bangunan rumah, instalasi luar gedung, bangunan umum dan perdagangan, serta kendaraan," ujarnya.

Menurutnya, kasus kebakaran yang semakin menurun di Jakarta tidak terlepas dari upaya sosialisasi dan edukasi yang terus dilakukan. Sehingga, kesadaran masyarakat terkait bahaya kebakaran juga semakin meningkat.

"Kewaspadaan dan penanganan dini kebakaran sangat penting. Termasuk, dalam upaya meminimalisir potensi kerugian materiil maupun korban," ujarnya

Sementara itu, di tengah pandemi Covid-19 pihak Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta tetap menyosialisasikan dan mengedukasi warga pencegahan kebakaran di Jakarta Timur. Langkah ini merupakan upaya pencegahan kebakaran di tengah pandemi Covid-19 sekaligus sosialisasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kepala Sudin Gulkarmat Jakarta Timur, Muchtar Zakaria mengatakan, selain di tengah pandemi Covid-19, situasi saat ini juga tengah memasuki bulan Ramadan sehingga pihaknya merasa perlu menggencarkan sosialsiasi pencegahan kebakaran.

"Terkadang kondisi mengantuk saat memasak di malam hari penuh risiko, karena lengah sedikit fatal akibatnya. Makanya kita akan terus lakukan imbauan dan sosialisasi bahaya kebakaran ke semua wilayah secara bergilir," ujar Muchtar.

Dikatakan Muchtar, dalam menjalankan tugasnya, para petugas menggunakan sepeda motor berkeliling ke permukiman warga padat penduduk serta tempat keramaian seperti pasar tradisional menyosialisasikan pencegahan kebakaran.

"Kami juga selipkan sosialisasi tentang PSBB yang diberlakukan di wilayah DKI Jakarta. Kami mengimbau warga untuk selalu menggunakan masker terutama saat beraktivitas di luar rumah serta menghindari kerumunan dan menjaga jarak antara satu dengan lainnya," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement