Senin 27 Apr 2020 08:11 WIB

Bupati Bogor: Kita Perlu Belajar dari Vietnam Atasi Covid-19

Bupati Bogor nilai keberhasilan Vietnam tekan Covid-19 karena kedisiplinan warganya.

Rep: Nugroho Habibi / Red: Nur Aini
Bupati Bogor Ade Yasin (kanan) saat memantau operasional perjalanan KRL Commuter Line di Stasiun Bojonggede, Jawa Barat, Senin (20/4/2020). Menurut PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menunjukkan adanya penurunan drastis penumpang KRL Commuter Line di lima wilayah penyangga Jakarta yang mencapai 85 persen per hari.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Bupati Bogor Ade Yasin (kanan) saat memantau operasional perjalanan KRL Commuter Line di Stasiun Bojonggede, Jawa Barat, Senin (20/4/2020). Menurut PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menunjukkan adanya penurunan drastis penumpang KRL Commuter Line di lima wilayah penyangga Jakarta yang mencapai 85 persen per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menyatakan banyak ahli yang memperkirakan persebaran Covid-19 di Indonesia akan berakhir pada Juni 2020. Namun, perkiraan itu belum dapat dibuktikan karena kepatuhan atau kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan imbauan pemerintah termasuk dalam pembatasan sosial berskala besar (PSBB) belum dapat ditegakkan.

"Pada titik ini kita perlu dan harus belajar dari Vietnam. Warga Vietnam itu patuh dan disiplin pada imbauan atau aturan yang dikeluarkan pemerintahnya," kata Ade dalam rilis resminya, Ahad (26/4).

Baca Juga

Ade menurut, Pemeritah Vietnam memberlakukan kebijakan lockdown (karantina wilayah) secara nasional. Semua warganya mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Sebanyak hampir 100 juta penduduk Vietnam tidak pergi ke luar rumah kecuali untuk membeli kebutuhan makan dan medis," tutur dia.

Ade membandingkan kepatuhan warga Vietnam dengan negara lain seperti Amerika Serikat dan Italia, termasuk Indonesia. Dia mengatakan, masih banyak warga yang tak patuh terhadap kebijakan pemerintah.

"Kondisinya sama juga dengan di Indonesia. Walau ada PSBB, jalanan masih ramai, kerumunan masih banyak, dan lain sebagainya," ujar dia.

Dari pengalaman Pemeritah Vietnam, Ade berpendapat, kunci melawan Covid-19 bukan pada kemajuan negara, melainkan kepatuhan atau disiplin untuk tinggal di rumah dan berdiam di rumah. Secara perekonomian, Ade menuturkan, Vietnam juga tak bisa disebut lebih baik daripada Indonesia. Menurut dia, kemiskinan juga menjadi masalah persoalan negara tersebut.

Ade mengatakan, penduduk Vietnam juga banyak yang meninggalkan desa dan pergi ke kota besar seperti halnya warga Kabupaten Bogor yang merantau ke DKI Jakarta untuk mencari nafkah. "Oleh sebab itu, apabila kita ingin menghentikan corona di bulan Juni sesuai perkiraan para ahli, saatnya kita mencontoh kepatuhan dan disiplin warga Vietnam. Kita harus menguatkan tekad. Kalau Vietnam bisa, mengapa kita tidak," ujar dia.

Di Kabupaten Bogor, Ade menuturkan, jumlah kasus Covid-19 pada Rabu (22/4) mengalami lonjakan yang tinggi, sebanyak 31 kasus. Pada Ahad (26/4) jumlah pasien yang terkonfirmasi positif sudah mencapai 105 orang.

Ade mengelompokkan dua sumber penularan Covid-19 di Kabupaten Bogor, yakni interaksi dengan orang DKI Jakarta (imported case) dan penularan sesama orang Kabupaten Bogor (local transmission). Dia menyatakan, persebaran Covid-19 sudah saatnya dihentikan. Pasalnya, makin banyak warga yang tertular, makin banyak yang menderita.

"Belajar dari Vietnam, saatnya kita juga patuh dan disiplin menjalankan PSBB, protokol kesehatan dan imbauan pemerintah lainnya, dan tetap di rumah," kata Ade.

Memasuki bulan Ramadhan, Ade berharap bulan suci ini dapat menjadi momentum bersama untuk melawan persebaran Covid-19. Dia mengajak masyarakat menahan diri untuk tidak beraktivitas dan beribadah di luar rumah.

Jika dalam 30 hari Ramadhan warga mampu menahan diri sambil berdoa dan beribadah khusyuk di rumah, menurut Ade, corona akan kehilangan rantai penularan. "Dengan demikian, perkiraan ahli bahwa corona akan selesai Juni akan tercapai dan usai Juni kita sudah bisa beraktivitas seperti biasa kembali. Insya Allah," ungkap Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement