Ahad 26 Apr 2020 21:45 WIB

LazisMu Siapkan Insentif Penceramah

Insentif diberikan berdasarkan kiriman video yang memuat konten ceramah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Fuji Pratiwi
(ilustrasi) Logo Lazis Muhammadiyah (LazisMu). LazisMu menyiapkan insentif penceramah di tengah wabah Covid-19.
Foto: tangkapan layar filantropi indonesia
(ilustrasi) Logo Lazis Muhammadiyah (LazisMu). LazisMu menyiapkan insentif penceramah di tengah wabah Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Amil Zakat, Infak dan Shadaqah Muhammadiyah (LazisMu) menyiapkan insentif penceramah di tengah wabah Covid-19. Intensif tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan para dai untuk membuat video ceramah.

Ketua LazisMu, Hilman Latief menuturkan, LazisMu menyiapkan program yang ditujukan kepada para penceramah di tengah pandemi wabah Covid-19. Program tersebut melatih mereka mendaringkan dakwah.

Baca Juga

"Bentuknya berupa pelatihan membuat rekaman video sendiri untuk ceramah-ceramahnya sehingga para dai bisa meng-online-kan dakwah-dakwahnya," kata Hilman kepada Republika.co.id, Ahad (26/4).

Hilman menjelaskan, nantinya ada tim yang menawarkan topik-topik tertentu kepada para penceramah itu berdasarkan konteks yang terjadi sekarang ini. Misalnya situasi wabah Covid-19, maka topik yang diangkat seperti tentang bagaimana bersikap dalam keadaan sekarang ini atau juga topik lain.

"Mereka membuat konten-konten ceramah melalui rekaman video atau juga ada yang rekaman suara. Durasinya 5-7 menit, kemudian dikirim ke kami. Jadi semacam mengirim berita dari para reporter," tutur dia.

Setelah itu, lanjut Hilman, para penceramah bisa memperoleh insentif dari kiriman video yang memuat konten ceramah. Insentif ini sifatnya menjaga rasa bangga mereka akan kebermanfaatan ilmunya. "Kami ingin menghargai mereka dengan cara yang elegan," kata Hilman.

Hilman menyadari, para penceramah pada saat ini memang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama lembaga filantropi Islam. Pada saat yang sama, mereka juga tetap bisa mengoptimalkan keilmuan yang dimiliki sebagai seorang ustaz.

Saat ini pelatihan masih berjalan dengan peserta mencapai 80-an orang yang sebagian besar masih berasal dari Jakarta. Jumlah pendaftar melampaui kapasitas sehingga harus disediakan dua kelas pelatihan. Banyak ustaz yang tertarik untuk mengembangkan dirinya. "Kami berharap mereka sudah bisa memproduksi video pekan ini," ucap Hilman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement