Ahad 26 Apr 2020 17:46 WIB

Kemendag Jamin Ketersediaan Beras Hingga Lebaran

Ketersediaan stok beras di gudang Bulog 1,39 juta ton dan penggilingan 1,2 juta ton.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja memikul beras di Gudang Bulog, ilustrasi.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Pekerja memikul beras di Gudang Bulog, ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin stok barang kebutuhan pokok (bapok) cukup selama bulan puasa dan lebaran 2020. Terutama komoditas beras.

Berdasarkan laporan Perum Bulog dan Kementerian Pertanian (Kementan), stok beras nasional tercatat sebesar 3,3 juta ton. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI pada Kamis lalu (23/4).

Baca Juga

“Kementerian Perdagangan menjamin stok beras aman selama bulan puasa Ramadan dan menjelang Lebaran 2020. Pemerintah akan bekerja keras menjaga stok beras dapat tercukupi dengan harga stabil agar masyarakat tidak perlu khawatir dan dapat menjalankan ibadah puasa dengan khidmat,” ujar Suhanto dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Ahad (26/4).

Ia menyebutkan, sebanyak 1,39 juta ton stok beras nasional di antaranya terdapat di Perum Bulog. Lalu sebanyak 1,2 juta ton di penggilingan. Sementara stok di pedagang sebesar 728 ribu ton.

Lalu stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebanyak 30.620 ton. Kemudian stok di Lumbung Pangan Masyarakat Binaan Badan Ketahanan Pangan (BKP) sebesar 2.939 ton.

Berdasarkan data BKP Kementerian Pertanian pada Maret sampai Agustus 2020, potensi produksi beras dalam kondisi normal yakni sekitar 19,8 juta ton. Suhanto menjelaskan, saat ini terdapat potensi penurunan produksi sekitar 10 persen.

Sehingga produksi Maret sampai Agustus 2020 diasumsikan menjadi sekitar 17.852.267 ton. Kemudian ketersediaan beras menjadi 21.366.003 ton.

“Dengan kebutuhan 15.099.845 ton, maka masih terdapat surplus 6.266.158 ton. Ini diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga November 2020,” tuturnya.

Selain itu, sebagian besar sentra produksi telah memasuki panen raya dan diperkirakan akan selesai pada Mei 2010. Harga gabah kering panen di petani juga cenderung naik dengan rata-rata saat ini berkisar Rp 4.800 hingga 4.900 per kilogram (kg).

Saat ini, kata Suhanto, stok beras di gudang penggilingan Perpadi juga menurun signifikan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini karena sudah dipasok ke pasar yang permintaannya mencapai tiga kali lipat pada masa sulit Covid-19 dan puasa Ramadan.

“Peningkatan permintaan tersebut dipengaruhi oleh pembelian masyarakat yang lebih banyak dari biasanya. Sebab sebagian besar masyarakat berdiam atau tinggal di rumah untuk menjalankan kerja dari rumah (work from home) sehingga stok di rumah tangga meningkat," jelas Suhanto.

Hal itu, kata dia, juga karena adanya paket bantuan bapok oleh Pemerintah Pusat dan Daerah di masa sulit ini yang juga cenderung naik. Maka, lanjut Suhanto, Kementerian Perdagangan perlu mengambil langkah antisipasi apabila pandemi Covid-19 berangsur lebih lama dari perkiraan.

Dengan begitu, Kemendag menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras. “Penerbitan Permendag ini dilakukan untuk mengoptimalkan penyerapan gabah atau beras oleh Perum Bulog guna memperkuat stok pemerintah, sesuai amanat Perpres 48 Tahun 2016 Pasal 4 ayat (2) tentang Penugasan Kepada Perum Bulog Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional,”

jelasnya.

Berdasarkan Permendag tersebut, ditetapkan harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 4.200 per kg dan di tingkat penggilingan sebesar Rp 4.250 per kg. Sedangkan harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan sebesar Rp 5.250 per kg dan di gudang Bulog sebesar Rp 5.300 per kg. Sementara, harga beras di gudang Bulog sebesar Rp 8.300 per kg.

Suhanto melanjutkan, demi membantu menjaga ketersediaan pasokan beras dari awal 2020 hingga saat ini, Kemendag pun telah menugaskan Perum Bulog terus

menyalurkan beras medium ke berbagai pasar. Tujuannya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) Beras Medium.

“Penyaluran program tersebut dilakukan melalui distributor besar dan atau mitra Bulog serta ritel modern anggota Aprindo dengan harga jual di tingkat konsumen maksimal sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium di masing-masing wilayahnya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement