Ahad 26 Apr 2020 13:19 WIB

160.000 Akun Nintendo Network ID Diretas

Akun Nintendo yang diretas digunakan membeli barang digital, seperti Fotnite VBucks.

Sebanyak 160.000 akun Nintendo terpaksa dinonaktifkan (Foto: ilustrasi penjahat siber)
Foto: pixabay
Sebanyak 160.000 akun Nintendo terpaksa dinonaktifkan (Foto: ilustrasi penjahat siber)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 160.000 akun Nintendo terpaksa dinonaktifkan. Pihak Nintendo menyebutkan, akun yang bisa diakses melalui Nintendo Network ID (NNID) tersebut diduga sudah diretas.

Melansir laman The Verge, Ahad (26/4), ID masuk dan kata sandi tersebut diduga sudah diperoleh secara ilegal degan cara lain selain melalui layanannya. Bahkan, peretasan diduga sudah terjadi sejak awal April untuk mendapatkan akses ke akun.

Baca Juga

Nama panggilan, tanggal lahir, negara, dan alamat email kemungkinan telah diakses selama upaya peretasan tersebut. Nintendo saat ini merekomendasikan semua pengguna untuk mengaktifkan otentikasi dua faktor.

Saat ini, kata sandi sedang diatur ulang untuk akun yang terpengaruh. Kemudian, Nintendo menonaktifkan kemampuan untuk masuk ke akun nintendo melalui NNID.

NNID, sistem akun yang lama ini digunakan untuk perangkat 3DS dan Wii U. Sementara, konsol Switch terbaru Nintendo menggunakan sistem akun nintendo yang lebih baru, yang hingga hari ini dapat ditautkan ke akun yang lebih lama tersebut.

Pengguna yang terkena peretasan juga akan diberi tahu melalui email. Nintendo memperingatkan bahwa jika pengguna telah menggunakan kata sandi yang sama untuk akun NNID dan Nintendo, maka saldo dan kartu kredit terdaftar atau PayPal dapat digunakan secara ilegal di My Nintendo Store atau Nintendo eShop.

Nintendo meminta pengguna yang terkena dampak peretasan ini untuk menghubungi perusahaan, sehingga dapat menyelidiki riwayat pembelian dan membatalkan pembelian. Sebelumnya, terdapat laporan pada awal pekan ini banyak yang menyebutkan bahwa beberapa akun telah diretas untuk membeli barang-barang digital, seperti Fotnite VBucks.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement