Puasa Ramadhan, Sarana Penempaan Jiwa Orang Beriman

Red: Hasanul Rizqa

Sabtu 25 Apr 2020 23:07 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto: Pixabay Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tatkala Ramadhan telah tiba, pintu-pintu surga dibuka, sedangkan pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu" (HR Bukhari Muslim). Hadis itu mengisyaratkan, betapa Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmah.

Begitu mulianya Ramadhan! Bahkan, dalam hadis yang lain Rasulullah SAW menyebut, jika para hamba Allah mengetahui keutamaan yang terdapat dalam Ramadhan, niscaya mereka akan berharap satu tahun seluruhnya adalah Ramadhan.

Baca Juga

Bagaimanapun, yang terpenting adalah, bulan Ramadhan bisa dijadikan momentum utama dalam membangun jiwa yang tangguh.

Puasa adalah sarana penempaan jiwa. Pertama, puasa bisa menjadi sarana untuk belajar mengendalikan diri. Dengan melaksanakan puasa, seseorang harus menahan diri dari nikmatnya makan dan segarnya minuman. Ia harus berusaha bertarung dengan lapar dan dahaga.

Lebih dari itu, orang yang puasa juga harus menahan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT, seperti dusta, berkata kotor, bersumpah palsu, bergunjing (ghibah), dan lainnya.

Sebab, puasa sejatinya bukan hanya tidak makan dan tidak minum, tetapi juga 'puasa' dari menuruti hawa nafsu.

Kedua, melatih jujur dan menjaga amanat. Di samping sebagai sarana mengendalikan diri, puasa juga bisa dijadikan sebagai latihan untuk menempa kejujuran dan membuktikan amanah.

Ketiga, merasakan penderitaan fakir miskin. Dengan puasa seseorang akan merasakan perihnya lapar dan haus. Perasaan seperti ini akan membangkitkan sikap empati kepada kaum miskin.

Keempat, berpikir dewasa dan jernih. Ketika perut kosong, pikiran akan jernih dan tenang sehingga mampu memutuskan dan menyelasaikan masalah dengan tenang dan tepat. Dengan berpuasa, seseorang akan bersikap lebih bijak, berpikir lebih jernih, dan bertindak lebih dewasa.

Terpopuler