Sabtu 25 Apr 2020 17:37 WIB

ACT Bagikan Menu Buka Puasa ke Anggota Pertuni Bandarlampung

Makanan yang dibagikan merupakan hasil olahan dari relawan Dapur Bersama Ramadhan ACT

Dapur Bersama Ramadhan ACT Lampung menyalurkan bantuan menu buka puasa untuk anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Bandarlampung.
Foto: dok. ACT
Dapur Bersama Ramadhan ACT Lampung menyalurkan bantuan menu buka puasa untuk anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Bandarlampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Dapur Bersama Ramadhan ACT Lampung menyalurkan bantuan menu buka puasa untuk anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Bandarlampung berupa nasi rica-rica, sambal, kerupuk dan kurma.

Kepala Program ACT Lampung Regina Locita Pratiwi, Sabtu (25/4), mengatakan data anggota Pertuni sudah masuk ke daftar calon penerima manfaat lanjutan, pihaknya sedang mengajukan bantuan lain ke beberapa mitra. "Harapannya masyarakat tergerak membantu warga terdampak corona terutama Penyandang Tuna Netra," kata dia.

Baca Juga

Ia mengungkapkan bahwa aksi bagi menu buka dan sahur akan terus berlanjut menyasar masyarakat pekerja informal seperti pekerja harian, buruh, pedagang asongan, pelaku pariwisata dan mereka yang ekonominya terdampak. "Makanan-makanan yang akan dibagikan tersebut merupakan hasil olahan dari relawan Dapur Bersama Ramadhan ACT," kata dia.

Ketua Pertuni Bandar Lampung Bambang Sukoco, bersyukur atas respons tim ACT Lampung mengirim bantuan menu berbuka puasa kepada anggotanya yang tersebar di beberapa wilayah di kota ini. "Saat ini anggota Pertuni Bandarlampung sebanyak 150 orang yang tersebar di beberapa wilayah dan rencananya penyaluran bantuan ini akan menjangkau semuanya secara bertahap," jelasnya.

Dia mengungkapkan bahwa mayoritas penyandang tuna netra yang tergabung di Pertuni banyak yang berprofesi sebagai tukang pijat tradisional dan pedagang keliling. Dengan adanya pandemi Covid-19, berdampak pada pendapatan mereka yang menjadi anjlok. Biasanya sehari teman-teman bisa mendapatkan penghasilan Rp 250 ribu dari melayani pijat sebanyak dua pasien hingga tiga pasien, saat ini sehari kadang tidak dapat, begitu pula yang berdagang keliling juga sepi pembeli.

Ia mengatakan bahwa uluran tangan dari para donatur sangat diharapkan guna mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka sebab anggota Pertuni saat ini hanya bisa mengandalkan dari tabungan pribadi yang sangat minim. "Saya juga sudah mengajukan proposal ke beberapa pihak untuk membantu kami namun masih menunggu respons," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement