Semangat dan Gembira Bagian dari Adab Menyambut Ramadhan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah

Sabtu 25 Apr 2020 06:44 WIB

Semangat dan Gembira Bagian dari Adab Menyambut Ramadhan Foto: Pixabay Semangat dan Gembira Bagian dari Adab Menyambut Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan adalah bulan mulia penuh berkah yang perlu disambut umat Islam. Maka Muslim di seluruh dunia sudah seharusnya menyambutnya dengan semangat dan gembira sebagai bentuk adab pada bulan suci.

Pengurus Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ustadz Imron Baehaqi mengatakan, meski sekarang sedang terjadi musibah pandemi virus corona atau Covid-19. Umat Islam dituntut agar tetap semangat dan gembira menyambut Ramadhan. Sebab ekspresi suka cita tersebut merupakan bagian dari adab menyambut bulan suci yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW.

Baca Juga

Sebuah riwayat dari Imam Thabrani, Rasulullah SAW bersabda,"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan, maka ucapkanlah selamat datang kepadanya, karena ia akan datang membawa berbagai keberkahan. Maka alangkah mulianya bulan yang datang itu."

"Lantas kenapa kita harus gembira dengan kedatangan bulan Ramadhan? Secara eksplisit dalam hadits dari Imam Thabrani tersebut sudah disebutkan alasan kegembiraan itu dikarenakan turunnya ragam keberkahan di bulan Ramadhan," kata Ustadz Imron kepada Republika.co.id, awal pekan ini.

Ia menerangkan, berkah berarti segala bentuk kenikmatan, kebaikan, dan anugerah yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Dengan kata lain pada bulan Ramadhan, Allah SWT menebarkan rahmat dan ampunan-Nya serta peluang dibebaskannya setiap hamba dari sentuhan siksa api neraka jahanam.

Di antara ragam keberkahan atau kenikmatan di bulan Ramadhan ini adalah difardukannya ibadah puasa, pintu surga dibuka, dan pintu neraka ditutup. "Kemudian setan dibelenggu, dan adanya malam seribu bulan atau malam lailatul qadar saat Ramadhan," ujar Dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Fikes UHAMKA Jakarta ini.

Ketua Umum Ikatan Alumni Libya Indonesia (IKALI) ini menyampaikan, Imam Ahmad dan An-Nasa'i meriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW menyampaikan berita gembira kepada para sahabat dengan kedatangan bulan Ramadhan. Rasulullah bersabda, "Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan."

Rasulullah menyampaikan kepada para sahabat, Allah telah mewajibkan atas kamu puasa, di dalam bulan Ramadhan dibuka pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka dikunci, dan setan-setan dibelenggu. Padanya ada suatu malam yang lebih baik dari 1.000 malam. Barang siapa tidak diberikan kebajikan malam itu, maka sesungguhnya ia telah dijauhkan dari kebajikan.

"Rasulullah juga menegaskan orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan, kegembiraan pada saat berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Dan sesungguhnya aroma mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada wanginya kasturi," jelas Ustadz Imron.

Ustadz Imron juga menyampaikan hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, Ibn Khuzaimah dan Al-Baihaqi dari Ibn Mas’ud. Rasulullah SAW bersabda, seandainya manusia mengetahui besarnya pahala yang tersedia di bulan Ramadhan, niscaya mereka berharap bulan Ramadhan itu terjadi sepanjang tahun.