Kamis 23 Apr 2020 18:31 WIB

Taiwan Aktif Tanggulangi Pandemi Covid-19 Global

Taiwan telah menarapkan karantina 14 hari bagi pendatang dan karantina elektronik

Warga memakai masker untuk membantu mencegah penyebaran coronavirus ketika mereka berbelanja di sebuah pasar di Taipei, Taiwan, Selasa (14/4). Taiwan salah satu negara yang berhasil mengendalikan corona (COVID-19) tanpa lockdown
Foto: AP/Chiang Ying-ying
Warga memakai masker untuk membantu mencegah penyebaran coronavirus ketika mereka berbelanja di sebuah pasar di Taipei, Taiwan, Selasa (14/4). Taiwan salah satu negara yang berhasil mengendalikan corona (COVID-19) tanpa lockdown

REPUBLIKA.CO.ID,TAIWAN -- Ancaman munculnya penyakit menular yang baru terhadap kesehatan global, ekonomi, perdagangan dan pariwisata masih belum berhenti. Hal itu karena cepatnya penyebaran ke seluruh penjuru dunia melalui transportasi udara internasional.  Pneumonia yang tidak dikenal dari Wuhan, China pada akhir 2019 lalu, kini telah menyebar ke seluruh dunia termasuk Taiwan.

Menteri Chen Shih-chung dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan dalam keterangan tertulisnya Rabu (22/4) menyatakan Taiwan telah secara aktif merespons ancaman berbagai penyakit menular yang muncul selama 17 tahun terakhir ini, dan tidak pernah mengabaikannya. 

Ketika dipastikan  pneumonia yang tidak dikenal terjadi di Wuhan, China pada tanggal 31 Desember 2019, Taiwan segera mengambil langkah karantina check-in untuk penerbangan langsung Wuhan pada hari yang sama, dan melakukan tindakan awal untuk mencegah risiko penularan antar manusia. 

Pada 2 Januari 2020 mendirikan Tim Penanggulangan Wabah Pneumonia Parah, dan 20 Januari membangun pusat komando epidemi nasional untuk secara efektif mengintegrasikan sumber daya pencegahan epidemi lintas-kementerian.  "Meski Taiwan berdekatan dengan China secara geografis, jumlah yang terkonfirmasi per juta populasi berada di peringkat 123 dunia, menunjukkan  pekerjaan pencegahan epidemi Taiwan telah mencapai hasil yang luar biasa," katanya. 

Menanggapi gelombang Covid-19 ini, Taiwan memberlakukan karantina rumah selama 14 hari untuk para imigran dari negara-negara yang terdampak wabah, dan membangun sistem karantina elektronik melalui ponsel dari berbagai operator telekomunikasi di Taiwan.

Penumpang mengisi formulir melalui ponsel yang terhubung dengan sistem informasi manajemen kepedulian masyarakat dan kelangsungan hidup, sehingga unit pemerintah dapat merawat serta memberikan bantuan hidup dan pertolongan medis.

Taiwan juga mencatat riwayat perjalanan pasien pada kartu IC asuransi kesehatan, agar dokter bisa memberikan perhatian, dan deteksi dini kasus untuk memblokir penyebaran di masyarakat. Bagi warga yang dikarantina di rumah atau terisolasi di rumah, GPS lokasi karantina juga dipergunakan melalui kerjasama dengan operator telekomunikasi untuk penentuan posisi dan pelacakan. Pelanggar akan dihukum atau penempatan paksa  untuk mencegah efek penularan.

Taiwan juga telah meningkatkan kapasitas pengujian laboratorium, secara bertahap memperluas cakupan pengambilan sampel dan inspeksi, serta secara retrospektif memeriksa subyek berisiko tinggi seperti pasien influenza yang kritis untuk mengidentifikasi kemungkinan kasus untuk perawatan isolasi.

Pada saat yang sama, 50 komunitas dan pusat kesehatan, 167 klinik laboratorium ditunjuk untuk perawatan dan pemeriksaan secara berjenjang. Selain itu juga mengharuskan rumah sakit untuk membuat area khusus perawatan kamar pasien, isolasi berdasarkan prinsip satu orang satu kamar untuk menghindari penularan di rumah sakit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement