Jumat 24 Apr 2020 02:18 WIB

UMKM Konveksi Cianjur Menanti Order

Banyak UMKM terpaksa merumahkan karyawan karena order konveksi yang sepi.

Pekerja memproduksi masker di Kampung Cibangkur, Lebak, Banten, Senin (6/4/2020). ilustrasi
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja memproduksi masker di Kampung Cibangkur, Lebak, Banten, Senin (6/4/2020). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Puluhan ribu Usaha Mikro Kecil Menenggah (UMKM) di Cianjur, Jawa Barat, terpaksa gulung tikar. Mereka terpaksa merumahkan ratusan ribu karyawannya karena terdampak covid-19. Sebagian besar merupakan bidang usaha konveksi dan kerajinan tangan.

Beni Rustandi (40) pengusaha jasa konveksi di Kecamatan Cianjur, mengatakan sudah merumahkan 35 orang karyawannya sejak satu bulan yang lalu. Sebabnya, beberapa pekerjaan yang didapat dari Jakarta, diputus dengan perjanjian.

Baca Juga

Pihaknya sempat berharap mendapat pekerjaan dari pemerintah daerah untuk membuat Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker dan jas APD selama penanganan covid-19. Namun hingga saat ini tidak kunjung datang, sehingga puluhan karyawan di rumahkan tanpa jaminan.

"Kami sangat terpaksa merumahkan 35 orang karayawan karena tidak tahu lagi harus berbuat apa akibat sepinya pesanan yang biasanya menjelang puasa hingga satu pekan menjelang lebaran terpaksa kami tolak," katanya.

Dia berharap proyek penanganan COVID-19 yang digembor-gembor pemerintah daerah akan melibatkan pelaku UMKM di Cianjur itu segera terbukti agar pengusaha jasa konveksi di Cianjur dapat tetap berjalan guna menghidupi pegawai.

Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Cianjur, Tohari Sastra mengatakan hingga saat ini di Cianjur, terdapat 24 ribu UMKM yang bergerak di berbagai bidang yang didominasi jasa konveksi.

"Sejak merebaknya covid-19, 10 ribu UMKM bidang konveksi dan kerajinan tangan yang banyak terdampak. Puluhan ribu pengusaha tersebut terpaksa merumahkan pegawainya tanpa dapat memberikan jaminan karena minimnya pesanan sejak Corona mulai merebak," katanya.

Sedangkan sisanya yang masih bertahan terpaksa beralih mengerjakan orderan yang didapat dari bidang lain. Ini dilakukan sebagai upaya untuk tetap bertahan karena karyawan tidak dapat dirumahkan tanpa jaminan terutama menjelang puasa dan hari raya.

Hingga saat ini, tutur dia, pihaknya terus mendata UMKM yang terdampak dan masih bertahan. Dia juga terus melakukan pemantauan guna dilaporkan ke Pemkab Cianjur dan Provinsi Jawa Barat untuk mendapatkan bantuan karena termasuk dalam kategori terdampak covid-19.

"Sesuai dengan petunjuk dari pemprov dan pusat, UMKM yang terdampak akan mendapat bantuan. Sehingga kami terus melakukan pendataan agar mereka yang terdampak mendapat bantuan selama dirumahkan karena sebagian besar dirumahkan tanpa jaminan," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement