Kamis 23 Apr 2020 15:03 WIB

AS Kutuk Peluncuran Satelit Garda Revolusi Iran

Peluncuran satelit Iran dinilai bisa tingkatkan ketegangan dengan AS.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Iran
Foto: Tehran Times
Bendera Iran

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengutuk peluncuran satelit pertama milik Garda Revolusi Iran, yang telah mencapai orbit. Pentagon menolak mengkonfirmasi apakah satelit yang diberi nama Noor itu berada di orbit dan sedang beroperasi.

Militer AS mengatakan, tidak menutup kemungkinan Iran akan membuat teknologi balistik jarak jauh. Bahkan, suatu hari nanti Teheran akan menciptakan hulu ledak nuklir yang dapat membahayakan bagi semua orang.

Baca Juga

"Mereka memiliki kemampuan untuk mengancam sekutu kami, dan kami ingin memastikan bahwa mereka tidak pernah dapat mengancam Amerika Serikat," ujar Wakil Ketua Staf Gabungan, John Hyten.

Teheran menyangkal pernyataan AS bahwa mereka sedang mengembangkan senjata rudal balistik maupun senjata nuklir. Resolusi PBB pada 2015 meminta Iran menahan diri selama delapan tahun agar tidak merancang rudal balistik dan senjata nuklir. Resolusi itu berdasarkan kesepakatan dengan enam kekuatan dunia, termasuk AS. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan, peluncuran satelit oleh Garda Revolusi Iran tidak sesuai dengan resolusi PBB.

"Setiap negara wajib memiliki kekuatan untuk patuh pada PBB dan mengevaluasi apakah peluncuran rudal ini sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan. Saya pikir Iran harus bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan," ujar Pompeo.

Para analis mengatakan, peluncuran satelit tersebut dapat meningkatkan ketegangan antara Iran dan AS, tetapi tidak akan mengarah pada konfrontasi. Seorang pensiunan jenderal dan analis militer Libanon, Hisham Jaber mengatakan, peluncuran satelit oleh Garda Revolusi Iran merupakan perang psikologis.

"Ini adalah perang psikologis untuk mengirim pesan dan memberi tahu musuh bahwa 'kami siap untuk menghentikan ofensif'," ujar Jaber.

Satelit itu mengorbit 425 kilometer di atas permukaan bumi. Menurut Garda Revolusi Iran, dalam proses peluncuran, mereka menggunakan Qased atau Messenger yakni pembawa satelit untuk melesatkan Noor.

"Peluncur satelit Qased tiga tahap menggunakan kombinasi bahan bakar pada dan cair," kata Garda Revolusi Iran tanpa memberikan rincian teknologi lainnya.

Ketegangan antara AS dan Iran meningkat sejak awal tahun, tepatnya ketika AS membunuh komandan militer Iran Qassem Soleimani melalui serangan udara di Baghdad. Iran kemudian membalas serangan pada 9 Januari dengan menembakkan rudal ke pangkalan AS di Irak. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement