Kamis 23 Apr 2020 14:02 WIB

Rumah Zakat Alokasikan Rp 1 M Beli Beras ke Petani Binaan

Tahun ini, setidaknya ada 50 desa berdaya yang akan melakukan panen raya

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Beberapa Desa Berdaya Rumah Zakat sudah memasuki musim panen beragam produk pertanian.
Foto: Rumah Zakat
Beberapa Desa Berdaya Rumah Zakat sudah memasuki musim panen beragam produk pertanian.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Petani berdaya binaan Rumah Zakat mengadakan panen raya di tiga desa berdaya di Pulau Jawa pada Kamis, (23/4). Panen raya tersebut sebagai salah satu upaya ketahanan pangan di tengah pandemik Covid-19. Ketiga desa tersebut adalah Desa Berdaya Sragi, Banyuwangi, Jawa Timur, Desa Berdaya Glempang, Banyumas Jawa Tengah dan Desa Berdaya Telukagung, Indramayu, Jawa Barat.

Menurut CPO Rumah Zakat, Murni Alit, Rumah Zakat memang cukup peduli terhadap isu ketahanan pangan. Mengingat di masa-masa seperti ini ancaman kelaparan tentu ada di mana-mana.

Baca Juga

"Dengan membuat lumbung pangan yang kalau bisa ada di setiap desa tentu bahaya kelaparan bisa ditekan sedemikian rupa," ujar Murni kepada wartawan saat Konferensi Pers melalui Aplikasi Zoom, Kamis (23/4).

Murni mengatakan dana wakaf yang oleh Rumah Zakat untuk membeli beras ke petani binaan sebesar Rp 1 miliar. Beras yang dibeli, berbentuk gabah karena lebih tahan.

"Kami menyiapkan dana Rp 1 miliar tapi meliat kapasitas petaninya juga. Selain itu, kami melihat perkembangan juga akan disesuaikan dengan kondisi lapangan," katanya.

Momen panen raya ini, kata dia, digunakan oleh Rumah Zakat untuk menjaga stok pangan dan mensubsidi pangan untuk yang membutuhkan. Rumah Zakat sendiri, memiliki 235 desa binaan yang komoditasnya beras.

"Kami siapkan untuk stok ketahanan pangan masyarakat. Sambil kami pun berupaya membangun masyarakat agar bisa mandiri dalam ketahan panganan," katanya.

Jadi, kata dia, masyarakat di dorong untuk bisa menyiapkan sendiri kebutuhannya. Khusus yang ada di perkotaan bisa dengan urban farming. "Ini penting agar masyarakat tak bergantung dan mengandalkan bantuan," katanya.

Kedua, kata dia, untuk ketahanan pangan, Rumah Zakat memberikan subsidi pada masyarakat yang membutuhkan. Yakni, yang secara ekonomi terdampak tak bisa makan.

"Beras hasil panen yang kami beli, saat emergensi nanti dibagikan. Kan wakaf jangka panjang dan kontribusi untuk pendanaan umat kami siapkan saat kondisi emergency," katanya.

Relawan Inspirasi yang akan melaporkan langsung dari Desa Sragi, Desa Glempang dan Desa Telukagung adalah relawan yang mempunyai keunggulan produk yang berbeda-beda mengenai hasil panennya. Seperti varietas padi IR 64 yang ditanam di Desa Glempang mempunyai keunggulan tahan wereng, hasil nasinya pulen dan relatif terjangkau harganya. Sedangkan Padi Ciherang dari Indramayu mempunyai kelebihan di bobot padinya yang lebih berat padat atau lebih berisi. Adapun hasil panen tersebut diharapkan bisa menjadi supply bahan pokok bagi warga desanya masing-masing dengan harga yang lebih terjangkau. Tahun ini, setidaknya ada 50 desa berdaya yang akan melakukan panen raya.

Menurut salah sati Relawan Inspirasi Desa Berdaya Telukagung, Indramayu, Mujtahid, panen raya ini merupakan salah satu cara dari petani untuk bergerak di tengah wabah Covid-19. "Kami ingin menekan kepanikan dengan terus bergerak bersama masyarakat di pedesaan dengan edukasi dan langkah nyata seperti panen raya dalam rangka mencukupkan lumbung pangan di desa kami masing-masing,” ujarnya.

Di desanya, kata dia, panen ini merupakan panen pertama kali di musim hujan ini. Nanti, akan ada panen lagi. "Satu tahun maksimal dua kali masa panen dan tanam. Jadi Insyaallah stok beras aman masyarakat jangan khawatir," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement