Kamis 23 Apr 2020 13:44 WIB

Larangan Mudik Bisa Disampaikan dalam Pesan Mudah Dicerna

Pesan-pesan lucu tidak mudik di akun youtube jadi contoh kreatif orang berkomunikasi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Imam B. Prasodjo
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Imam B. Prasodjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Universitas Indonesai (UI) Imam B Prasodjo meminta larangan mudik pemerintah bisa disampaikan dalam bentuk pesan-pesan yang mudah dicerna dan kreatif. Sebab, sebuah pesan menjadi salah satu komunikasi yang menjadi hiburan dan mudah dipahami masyarakat Muslim di Indonesia. 

Menurut Imam, masyarakat yang mudik dan kemudian berkerumun kemudian berbicara, berinteraksi di keramaian saat lebaran, rentan menyebabkan penularan virus. 

"Karena itu mudik harus dihindari betul, karena kemudian menjadi kegiatan berinteraksi dengan banyak orang yang kita tidak tahu. Tetapi ini bagaimana pesannya bisa disampaikan, sehingga beribadah tetap dijalankan tapi di satu sisi terhindar dari bahaya (tertular Covid-19)," ujarnya saat video conference di akun youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (23/4).

Tak hanya mudik di lokasi jauh, ia juga meminta masyarakat yang kampung yang tidak terlalu jauh, dari tempat tinggal saat ini, untuk tidak mudik supaya tidak tertular atau menulari orang lain.

Imam percaya, pembuatan pesan ini bisa dilakukan apalagi Indonesia memiliki kekayaan dan harta karun modal budaya dan emosional. Tak hanya itu, masyarakat Indonesia memiliki cara komunikasi yang beragam dan komunikatif.

Jadi, ia menyebutkan, pesan-pesan lucu tidak mudik di akun youtube menjadi contoh kreatif bagaimana orang berkomunikasi menjadi hiburan tetapi di satu sisi mudah dipahami. 

"Ini menjaga kebahagiaan dan psikologis dengan baik karena masyarakat Indonesia itu unik dalam situasi apapun sebagai bangsa suka canda, tawa, hiburan. Makanya, pesan-pesan lucu tidak mudik di youtube itu meski pesannya serius, tetapi disampaikan dengan bahasa mudah dicerna dan lucu sehingga masyarakat akan menonton karena memberikan kebahagiaan," katanya.

Tak hanya pesan di youtube, ia meminta pemerintah daerah memfasilitasi dan membiayai orang-orang kreatif yang menyampaikan pesan itu. Menurutnya, masyarakat yang tergabung di organisasi keagamaan, masjid, gereja, kegiatan keagamaan, RT/RW, pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK), karang taruna, hingga pemuda yang tergabung di persatuan olah raga bisa dilibatkan. 

"Kalau semua digerakkan dan melakukan aksi sosialisasi penyelamatan penularan virus ini maka saya kira akan menjadikan Indonesia ini di tengah musibah mendapatkan berkah," ujarnya.

Imam mengatakan, kegiatan mudik bisa diganti dengan halal bihalal digital karena teknologi sekarang memungkinkan tatap muka secara siber. Jika upaya mempererat silaturahim ini bisa dilakukan, tentu ini mengurang kerinduan dengan keluarganya tetapi tidak perlu bertemu secara fisik melainkan siber.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement