Kamis 23 Apr 2020 13:09 WIB

Faktor Pendukung Rupiah Bisa Menguat ke Level Rp 15 Ribu

Secara fundamental, nilai tukar rupiah masih undervalued.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Petugas menghitung mata uang rupiah. ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas menghitung mata uang rupiah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menjelaskan dua faktor fundamental dan teknikal mendukung nilai rupiah stabil dan menguat. Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat ke level Rp 15 ribu per dolar AS pada akhir tahun.

"Pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor fundamental dan teknikal," katanya, Rabu (23/4).

Baca Juga

Secara fundamental, nilai tukar rupiah masih undervalued didukung oleh beberapa hal. Seperti, inflasi yang rendah dan terkendali dalam kisaran sasaran 3±1 persen, defisit transaksi berjalan kuartal I akan lebih rendah dari 1,5 persen PDB dan secara keseluruhan pada tahun 2020 akan lebih rendah dari dua persen PDB.

Selain itu juga, didukung langkah-langkah kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia, pemerintah dan otoritas terkait termasuk stimulus fiskal dan moneter yang memperkuat kepercayaan kepada Indonesia. Sementara faktor teknikal akan mempengaruhi pergerakan naik turunnya setiap hari.

 

"Kita itu tidak perlu terlalu melihat dari hari ke hari naik turunnya," katanya.

Faktor teknikal yang memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah antara lain dari sisi global dan domestik. Dari global, diantaranya harga minyak turun, perselisihan Rusia dan Arab Saudi, dan faktor geopilitik, seperti isu Korea Utara. Faktor teknikal ini membawa efek pelemahan rupiah.

Namun ada juga yang membawa efek positif. Seperti pembukaan lockdown AS dan sejumlah langkah strategis dari otoritas global dalam melawan pandemi Covid-19. Dari sisi domestik, langkah penanganan Covid-19, termasuk penerapan PSBB di Indonesia juga berpengaruh positif.

"Selain itu, pergerakan indeks harga saham di Indonesia mulai tidak selalu mengikuti indeks harga saham global," katanya.

Di saat harga saham di luar negeri merosot merah, IHSG Indonesia masih bergerak positif di kisaran 4.500. Hal tersebut menunjukan investor mulai memberikan perhatian yang positif terhadap Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement