Rabu 22 Apr 2020 20:50 WIB

Investasi Jatim Tertinggi Tingkat Nasional

Jatim tengah fokus membuka poros-poros industri baru di sejumlah titik potensial.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, medio April 2020. Provinsi Jatim mencatatkna nilai investasi tertinggi secara nasional.
Foto: ANTARA/Moch Asim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, medio April 2020. Provinsi Jatim mencatatkna nilai investasi tertinggi secara nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Provinsi Jawa Timur mencatatkan nilai investasi tertinggi di Jawa maupun nasional dalam realisasi investasi (PMDN & PMA) kuartal-I 2020. Total nilai investasi yang masuk ke Provinsi Jawa Timur mencapai Rp 31,4 triliun (14,9 persen). Disusul Jawa Barat Rp 29,9 triliun (14,2 persen), DKI Jakarta Rp 20,1 triliun (9,6 persen), Jawa Tengah Rp 19,3 triliun (9,1 persen) dan Riau Rp 12,8 triliun (6,0 persen).  

"Ini menjadi salah satu kabar baik di tengah pandemi Covid-19. Alhamdulillah, nilai realisasi investasi Jatim menjadi yang tertinggi di Jawa maupun nasional," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (22/4). 

Baca Juga

Khofifah mengaku bersyukur dengan capaian tersebut mengingat saat ini Jawa Timur tengah berada dalam situasi darurat Covid-19. Menurutnya, kepercayaan para investor terhadap Jawa Timur didorong iklim investasi yang sangat kondusif di Jawa Timur. 

"Kami optimistis angka ini bisa jauh lebih meningkat lagi pada kurtal ke 3 dan 4 tahun 2020 ini, " ujar Khofifah.

Khofifah menerangkan, investasi unggulan Jatim ada di sektor industri, pertanian, perikanan, dan pariwisata. Juga di sektor pertambangan, energi, dan sumber daya mineral. Saat ini, lanjut Khofifah, Jatim tengah fokus berupaya membuka poros-poros industri baru di sejumlah titik potensial. Harapannya, pemerataan ekonomi dan pembangunan dapat dirasakan seluruh daerah di Jatim.

"Pembangunan tidak hanya berfokus di wilayah utara, tapi juga selatan Jatim. Pekan lalu, pembangunan Bandara Dhoho Kediri sudah dimulai. Jika sudah jadi, maka aksesibilitas di wilayah selatan Jatim akan jauh lebih lancar," kata Khofifah.

Selain itu, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim juga terus menyisir berbagai regulasi dan aturan yang dianggap menghambat laju investasi. Langkah ini dilakukan sebagai respons atas potensi melambatnya ekonomi global. 

"Banyak negara sudah masuk pada resesi. Kita berpacu dengan waktu dan harus bergerak cepat dengan pemangkasan, penyederhanaan, regulasi-regulasi yang menghambat investasi," kata Khofifah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement