Rabu 22 Apr 2020 16:02 WIB

Pasokan Bawang Merah Aman, Kementan Jaga Stabilitas Harga

Pemerintah juga siap membantu petani bila harga bawang merah jatuh

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan, salah satu yang dilakukan timnya adalah turun memantau ketersediaan bawang merah. Lokasi yang menjadi bidikan adalah kawasan sentra utama produksi bawang merah Pantai Utara Jawa terutama Brebes, Demak dan Pati.
Foto: istimewa
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan, salah satu yang dilakukan timnya adalah turun memantau ketersediaan bawang merah. Lokasi yang menjadi bidikan adalah kawasan sentra utama produksi bawang merah Pantai Utara Jawa terutama Brebes, Demak dan Pati.

REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Di tengah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Kementerian Pertanian (Kementan) tetap bekerja dengan turun langsung ke lapangan untuk memastikan kelancaran urusan perut 267 juta rakyat Indonesia. 

Pasalnya terdapat 11 (sebelas) komoditas pertanian strategis yang notabene turut menyumbang inflasi apabila pasokan dan harganya tidak dikendalikan. Tak terkecuali komoditas bawang merah yang dikhawatirkan semakin ‘pedas’ menjelang lebaran. 

“PSBB atau apapun namanya, saya berharap untuk kebutuhan pokok jangan ada isolasi daerah. Karena ini bagian dari kebutuhan rakyat sehari-hari, pasokannya tidak boleh terganggu oleh keadaan yang ada. Dari neraca ketersediaan yang kita miliki, kita yakin mampu melewati masa kritis yang ada,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). 

Kebijakannya tersebut disebutnya sesuai dengan arahan Presiden Jokowi. Yakni terkait kewaspadaan ketahanan pangan nasional selama pandemi Covid-19 yang diprediksi hingga Agustus 2020. “Biar rakyat berjuang melawan Covid-19 dengan tetap tinggal di rumah, kita (Kementan) tidak boleh tidur nyenyak untuk pastikan urusan perut 267 rakyat Indonesia selesai,” tegasnya.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan, salah satu yang dilakukan timnya adalah turun memantau ketersediaan bawang merah. Lokasi yang menjadi bidikan adalah kawasan sentra utama produksi bawang merah Pantai Utara Jawa terutama Brebes, Demak dan Pati. 

Dari hasil analisis data dan pantauan langsung di lapangan, ketersediaan bawang merah hingga pasca lebaran tahun ini terbilang aman dan mencukupi.

"Dari data monitoring Early Warning System (EWS) yang kami susun setiap awal bulan, produksi bawang merah bulan Mei hingga Agustus masih mampu menutup kebutuhan secara nasional. Bahkan diperkirakan terdapat surplus. Kami buktikan di lapangan kenyataan saat ini sentra-sentra bawang merah masih eksis berproduksi seperti di Pantura Jawa Tengah, mulai dari Brebes hingga Pati," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Rabu (22/4).

Data Ditjen Hortikultura merilis perkiraan produksi bawang merah bulan Mei 2020 sebanyak 120.373 ton dengan kebutuhan 119.080 ton, sehingga terdapat surplus 1.293 ton. Pada bulan Juni produksi sebanyak 135.060 ton, sementara kebutuhan diperkirakan 112.198 ton sehingga masih ada surplus 22.372 ton. “Bulan Agustus produksi diperkirakan 149.461 ton dengan kebutuhan 124.208 ton sehingga surplus 25.253 ton,” kata Anton-sapaannya. 

Anton yakin stok bawang merah beberapa bulan kedepan aman terkendali karena bawang merah dapat disimpan selama dua bulan. Dia mengimbau jangan ada pihak yang menahan stoknya demi meraih keuntungan sesaat. “Kami sudah cek dan konfirmasi kondisi eksisting di lapangan secara langsung dan kami yakin ketersediaanya aman," kata Anton. 

Plt. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Sukarman juga menegaskan pasokan bawang merah memang aman bahkan hingga pasca lebaran tahun ini. “Bawang merah menjelang lebaran saya kira tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Panen  terus berlangsung di berbagai wilayah sentra seperti Brebes, Bima, Nganjuk, Solok, Enrekang dan lainnya. Bahkan kami sudah cek sendiri kondisi lapangan seperti saat ini di Brebes, Demak dan Pati produksinya siap menjaga ketersediaan pasokan menjelang lebaran, bahkan sampai pasca lebaran” katanya.

Karman memaparkan, untuk surplus produksi di bulan Mei memang sekitar 1.200-an ton. Ini terjadi karena ada sedikit pergeseran jadwal musim tanam tahun ini. “Tapi secara nasional masih aman,” ungkap Sukarman. 

Pihaknya menghimbau agar stake holders terkait terus intensif menjaga pasokan, termasuk menjaga kelancaran distribusinya. Karman mengatakan jika direktoratnya sudah petakan mana-mana wilayah yang surplus produksi. 

“Kalau misalnya terjadi kurang pasokan di Jabodetabek, sentra-sentra produksi tersebut yang akan digerakkan untuk meningkatkan suplainya. Kami juga sudah mendata para petani champion bawang merah yang siap bekerjasama untuk menstabilkan pasokan dan harga,” kata Sukarman. 

Soal distribusi, dirinya optimis tidak terlalu terganggu meski saat ini sedang mengalami wabah covid-19. "Kami bantu petani dengan skema subsidi ongkos kirim, agar distribusi lebih lancar," imbuhnya.

Jaga Stabilitas Harga, Pemda dan Petani Siap Bersinergi. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Yulia Hendrawati, saat ditemui menyatakan daerahnya siap mengamankan pasokan selama puasa dan lebaran. 

“Bawang merah Brebes sudah lama terkenal di seantero negeri. Kalau untuk puasa dan lebaran kami sudah antisipasi dini. Aman pokoknya," ujarnya. Menurutnya panen bawang merah bulan Mei ini diperkirakan mencapai 1.600 hektar lebih dengan perkiraan produksi 19 ribu ton. 

Hingga kini Brebes masih menjadi sentra terbesar bawang merah nasional, menyumbang 19,3 persen dari total produksi nasional yang mencapai 1,58 juta ton. “Sebagai produsen terbesar bawang merah, tentunya kami bersama seluruh elemen masyarakat harus siap mengamankan pasokan hingga pasca lebaran nanti,” imbuhnya.

Wiyono, Ketua Kelompok Tani Unggul Karya Desa Krasak Kecamatan Brebes menyampaikan pihaknya sudah mengantisipasi permintaan yang tinggi menjelang lebaran. “Bulan ini (April) memang panenan sedikit, jadi harga cenderung naik sekitar 26 ribu sampai 28 ribu rupiah di tingkat petani. Tapi tolong kalau panen raya nanti harga jatuh kami mbok ya dibantu oleh pemerintah,” kata Wiyono saat ditemui di lahan miliknya. 

Menanggapi harapan petani, Dirjen Hortikultura menyebut pemerintah tidak ingin hanya hadir saat harga bawang merah naik, namun juga hadir memberikan solusi apabila terjadi harga jatuh. 

"Kalau harga turun sampai level merugikan petani maka opsinya adalah tunda jual. Kami sudah siapkan anggaran untuk mendukung tunda jual melalui sewa gudang. Nantinya Dinas Pertanian Brebes yang koordinasikan penyediaan gudangnya, kami yang bayar sewa gudangnya" kata Anton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement