Rabu 22 Apr 2020 15:53 WIB

Sambut Ramadhan dengan Alquran

Ramadhan dengan Alquran adalah satu kesatuan karena tersimpan sejarah luar bisa.

Ramadhan adalah bulan yang memang Allah khususkan kemuliaan di dalamnya, semua wahyu Ilahi diturunkan pada bulan Ramadhan.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ramadhan adalah bulan yang memang Allah khususkan kemuliaan di dalamnya, semua wahyu Ilahi diturunkan pada bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Imam Nawawi

Ramadhan akan segera menyapa. Tentu saja kita semua harus sabar, ikhlas, dan tawakkal, sebab Ramadhan 1441 H akan kita jalani dalam keadaan tidak sama dengan Ramadhan sebelumnya. Wabah Covid-19 telah menjadikan semua sisi kehidupan umat manusia secara global berubah dan berbenah.

Namun, satu hal yang sangat dekat dengan Ramadhan selain puasa adalah Alquran. Bahkan Ramadhan dengan Alquran adalah satu kesatuan karena di dalamnya tersimpan sejarah luar biasa mengenai keduanya.

“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).

 

Ibn Katsir menjelaskan bahwa Ramadhan adalah bulan yang memang Allah khususkan kemuliaan di dalamnya, semua wahyu Ilahi diturunkan pada bulan Ramadhan. Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan. Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan, Injil diturunkan pada 13 Ramadhan dan Alquran diturunkan pada 24 Ramadhan, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi dalam hadis riwayat Imam Ahmad.

Penjelasan ini secara tersirat maupun tersurat menghendaki umat Nabi Muhammad untuk banyak berinteraksi dengan Alquran, mulai dari membaca hingga mempelajarinya (terjemah dan tafsirnya), sehingga ada spirit yang ditangkap dan menjadi panduan dalam mengisi kehidupan, termasuk dalam membingkai cara berpikir dan berpilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini relevan dengan maksud diturunkannya Alquran itu sendiri sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan sekaligus pembeda antara yang hak dan batil (furqon).

DR Ahzami Samiun Jazuli menjelaskan dalam buku Kehidupan dalam Pandangan Alquran bahwa seseorang akan meraih kebahagiaan hanya bila dia memahami ayat-ayat Alquran, kemudian mengaplikasikan semua ajaran dan hukum yang dijelaskan oleh Alquran.  Dalam kata yang lain, Ramadhan jika tidak disambut dengan semangat memahami dan mengamalkan nilai-nilai Alquran adalah sebuah kerugian bagi insan beriman. 

Para sahabat Nabi, ulama, tabi’in, sangat antusias mengisi Ramadhan dengan bacaan Alquran. Imam Syafi’i bahkan mampu menghatamkan bacaan Alquran sebanyak 60 kali selama Ramadhan. Sebuah keteladanan luar biasa yang harusnya memacu dan memicu umat Islam masa kini dalam berinteraksi dengan Alquran.

Gus Baha, sosok ulama cerdas yang viral di media sosial menggambarkan secara lebih gamblang perihal kecintaan sahabat Nabi bernama Utsman bin Affan terhadap Alquran. Saudagar kaya raya itu mampu menghatamkan bacaan Alquran dalam satu rakaat Shalat Witir. Subhanallah, sebuah keteladanan indah yang harus menjadi spirit kaum Muslimin di masa kini.

Sebelum Ramadhan benar-benar menyapa kita, bukankah sangat baik jika mulai sekarang kita rencanakan interaksi kita dengan Alquran. Mungkin belum bisa seperti Imam Syafi’i apalagi Utsman bin Affan RA. Tapi setidaknya kita tidak melewati hari tanpa berinteraksi dengan Alquran. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement