Rabu 22 Apr 2020 07:33 WIB

Bertarung dengan AS dan Corona, Pendapatan Huawei Jadi Seret

Bertarung dengan AS dan Corona, Pendapatan Huawei Jadi Seret

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Bertarung dengan AS dan Corona, Pendapatan Huawei Jadi Seret. (FOTO: REUTERS/Aly Song)
Bertarung dengan AS dan Corona, Pendapatan Huawei Jadi Seret. (FOTO: REUTERS/Aly Song)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Pertumbuhan pendapatan Huawei Technologies terkoreksi melambat tajam pada kuartal pertama. Namun, pemasok peralatan telekomunikasi terkemuka dunia ini menyebut kinerja itu 'tangguh' mengingat ada tekanan dari Amerika Serikat dan pandemi Covid-19.

Huawei mengatakan pendapatannya pada kuartal pertama naik sekitar 1% menjadi 182,2 miliar yuan (Rp4 triliun), dibandingkan dengan pertumbuhan 39% pada kuartal pertama tahun lalu. Margin laba bersih selama periode ini menurun jadi 7,3% dari sekitar 8% tahun lalu. Huawei tidak mengungkapkan laba bersihnya.

"Tingkat pertumbuhan telah melambat, tetapi ini juga merupakan kinerja yang tangguh dalam menghadapi daftar blacklist Amerika dan Covid-19 yang kita hadapi saat ini," kata Wakil Presiden Huawei Victor Zhang dalam sebuah pernyataan pada Selasa (21/4/2020), dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Tiga Jurus Huawei Cloud Lawan Covid-19

Washington menempatkan Huawei dalam daftar hitam pada Mei tahun lalu, dengan alasan kekhawatiran keamanan nasional, membatasi penjualan barang-barang buatan AS kepada perusahaan. Huawei menghasilkan pertumbuhan laba tahunan terlemah dalam tiga tahun pada 2019.

Tentang dampak dari pandemi Covid-19, Zhang mengatakan sulit untuk mengukur apa yang akan terjadi dalam jangka pendek atau panjang.

Zhang juga mengabaikan kritik atas 'diplomasi masker', dengan mengatakan perusahaan tidak memiliki motif tersembunyi di balik sumbangan jutaan masker pelindung ke negara-negara di seluruh Eropa di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di sana.

Para kritikus mengatakan langkah itu bisa menjadi taktik untuk memenangkan kontrak setelah Uni Eropa membatasi peran Huawei dalam jaringan 5G untuk mengatasi risiko keamanan siber. Huawei membantah peralatannya menimbulkan banyak risiko.

"Jelas kami akan mendukung beberapa negara di mana ada kekurangan APD (Alat Pelindung Diri), itu bukan karena bisnis Huawei, itu karena tanggung jawab sosial perusahaan," katanya.

Baca Juga: Keringat Dingin Dengar Apple Card, Google Gak Mau Kalah Dong!

Huawei mengatakan bahwa 2020 akan menjadi tahun yang paling sulit lantaran Amerika Serikat tidak menunjukkan tanda-tanda pelonggaran pembatasan perdagangan, pada saat yang sama juga menekan sekutunya untuk mengecualikan perusahaan China dari proyek jaringan 5G.

Washington sedang mempersiapkan langkah-langkah baru yang akan membatasi pasokan chip ke Huawei, kata sumber.

Zhang mengatakan pembatasan baru tidak akan masuk akal secara ekonomi. "Huawei ingin bekerja dengan semua perusahaan, semua mitra, dan semua pemasok, termasuk perusahaan Amerika," tambahnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement