Rabu 22 Apr 2020 06:28 WIB

Belasan Ribu Masker Disebar ke Pasar di Surabaya

Kebiasaan cuci tangan seakan belum menjadi bagian rutinitas atau kewajiban.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Karyawan beraktivitas menggunakan masker dan alat pelindung wajah (face shield) di salah satu toko di Jalan Kapasan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (17/4/2020). Penggunaan masker dan alat pelindung wajah bagi karyawan di tempat tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Moch Asim
Karyawan beraktivitas menggunakan masker dan alat pelindung wajah (face shield) di salah satu toko di Jalan Kapasan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (17/4/2020). Penggunaan masker dan alat pelindung wajah bagi karyawan di tempat tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyebar masker dan hand sanitizer ke pasar-pasar yang ada di daerah setempat, dalam upaya menekan penyebaran Covid-19. Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengklaim, hingga saat ini, pihaknya sudah menyebar sebanyak 17.890 masker dan 10.151 hand sanitizer ke pasar-pasar di Kota Pahlawan.

"Hari ini kami membagikan di Pasar Krempyeng Dukuh Bulak Banteng sebanyak 40 paket ditambah pula dengan pembagian 50 masker. Sedangkan di Pasar Podomoro kami membagikan 50 paket ditambah 50 masker, dan di Pasar Rahardjo membagikan 20 paket ditambah 50 masker,” kata Agus di Surabaya, Selasa (21/4).

Agus Hebi memastikan, pembagian hand sanitizer dan masker itu akan terus dilakukan ke pasar-pasar yang ada di Kota Surabaya. Dimana di Kota Pahlawan terdapat 81 pasar milik BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) dan 69 pasar tradisional yang dikelola LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan).

Agus kemudian mengungkapkan alasan penyebaran masker dan hand sanitizer ke pasar-pasar di Surabaya. Karena, kata dia, di pasar itu, mobilitas masyarakat sangat tinggi. Selain itu, agak sulit untuk menerapkan physical distancing. Di pasar juga banyak terjadi transaksi, yang memungkinkan seseorang kontak fisik dengan orang lainnya.

 

“Selain itu, kebiasaan cuci tangan seakan belum menjadi bagian rutinitas atau kewajiban perorangan, dan para pedagang, kuli panggul, karyawan toko, tukang becak, dan semua komponen di pasar. Juga belum terbiasa menggunakan masker, makanya wajib ada pemaksaan penggunaan masker,” ujar Agus.

Agus pun mengimbau kepada para pedagang dan semua komponen yang ada di pasar agar ikut berpartisipasi dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19. Sebab, untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini harus dilakukan secara bersama-sama. “Makanya kita beri stimulus bagikan masker gratis, supaya para pedagang itu juga ikut berpartisipasi,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement