Selasa 21 Apr 2020 23:56 WIB

Menggali Makna Tabligh

Makna atau isi pokok tabligh ialah amar ma'ruf nahi munkar.

Ilustrasi tabligh
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi tabligh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tabligh berasal dari akar kata ballaga-yuballigu-tabligan. Artinya, 'menyampaikan.' Secara istilah, tabligh berarti "menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang diterima dari Allah SWT kepada umat manusia." Ajaran itu dijadikan pedoman dan dilaksanakan agar manusia memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.

Isi pokok kegiatan tablig adalah amar ma'ruf nahi munkar. Artinya, memerintahkan kepada manusia agar mengerjakan perbuatan yang baik, serta mencegah mereka dari mengerjakan perbuatan yang keji. Intinya, mengajak mereka agar beriman kepada Allah SWT.

Baca Juga

Orang yang bertabligh disebut sebagai mubaligh (pria) atau mubaligah (wanita). Kata lain yang lebih populer adalah dakwah dan pelakunya disebut dai.

Mula-mula, tabligh dilakukan Rasulullah Muhammad SAW sendiri. Kemudian, para sahabat yang termasuk as-Sabiqunal al-Awwalun (pemeluk Islam pertama) pun turut melakukannya. Akhirnya, tabligh menjadi kewajiban setiap Muslim sesuai kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.

Kata tabligh dalam Alquran disebutkan dalam bentuk kata kerja (fi'il) sekurang-kurangnya 10 kali. Yakni pada surah al-Maaidah ayat 67; surah al-Azhab ayat 62, 68; surah al-Ahqaf ayat 23; surah al-Jin ayat 28; surah Al-A'raf ayat 79, 92; dan surah Hud ayat 57.

Dasar kegiatan tablig adalah perintah Allah SWT dalam Alquran. Misalnya, surah al-Maidah ayat 67, yang artinya, "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan ( apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir."

Untuk seterusnya, tabligh menjadi tanggung jawab setiap Muslim. Ini sejalan dengan perintah Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, at-Tirmizi dan Ahmad dari Ibnu Amr. Yakni, "Sampaikan (tabligh)-lah olehmu apa yang kalian peroleh dari aku meski hanya satu ayat."

Bagaimanapun, tabligh hanyalah menyampaikan ajaran. Ini tidak berarti memaksakan kepercayaan. Sebab, pada akhirnya Allah SWT-lah yang memberikan petunjuk kepada manusia untuk beriman.

Allah SWT berfirman, yang artinya, "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang dikendaki-Nya dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang meu menerima petunjuk" (QS Al Qashash: 56).

Metode tablig secara garis besar ditunjukkan dalam Alquran surat an-Nahl ayat 125 yang artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhamu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement