Selasa 21 Apr 2020 19:25 WIB

Pramono Sebut Presiden Terima Pengunduran Diri CEO Ruangguru

Ruangguru sebagai penyedia layanan pelatihan program Kartu Prakerja menuai polemik.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memahami dan menerima alasan pengunduran diri CEO Ruang Guru, Belva Devara, sebagai Staf Khusus Presiden. Hal ini disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yang membenarkan bahwa pihak istana telah menerima surat resmi pengunduran diri Belva pada akhir pekan lalu.

"Presiden Joko Widodo menerima pengunduran diri Adamas Belva Syah Devara dan memahami alasan pengunduran dirinya itu," ujar Pramono, Selasa (21/4).

Baca Juga

Presiden Jokowi, ujar Pramono, sejak awal ingin keterlibatan anak muda seperti Belva dalam pemerintahan. Jokowi disebut ingin ada kontribusi berupa gagasan-gagasan inovatif dan kreatif dari para stafsus milenial tersebut.

"Sekaligus memberikan ruang belajar bagi anak-anak muda terkait tata kelola pemerintahan," jelasnya.

Terkait prodan kontra mengenai keikutsertaan Ruangguru sebagai mitra program Kartu Prakerja, Pramono menegaskan bahwa proses verifikasi sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku. Ia pun menjamin tidak ada keterlibatan Belva yang memunculkan konflik kepentingan antara porsinya sebagai CEO Ruangguru dan Stafsus Presiden.

Seperti diketahui, Belva menyatakan diri mundur dari posisinya sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini ia sampaikan dalam surat terbuka yang diunggah di akun media sosialnya dan dokumen dengan isi serupa yang disampaikan kepada awak media.

"Berikut ini saya sampaikan informasi terkait pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden," ujar Belva dalam surat terbukanya, Selasa (21/4).

Belva mengungkapkan, pengunduran dirinya sebagai Stafsus Presiden tertuang melalui surat resmi, tertanggal 15 April 2020, yang disampaikan langsung kepada Presiden Jokowi pada 17 April 2020. Melalui surat terbuka tersebut, Belva juga menyinggung mengenai proses verifikasi mitra Kartu Prakerja yang sempat memantik pro dan kontra di tengah masyarakat.

Belva mengutip penjelasan Kementerian Koordinator Perekonomian serta Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO) yang menyebutkan bahwa proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Ia menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan dirinya yang memunculkan konflik kepentingan. Tak hanya itu, pemilihan pun disebut dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.

"Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi pandemi Covid-19," ujar Belva dalam suratnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Surat Terbuka Belva Devara, CEO Ruangguru ⁣ Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.⁣ ⁣ Semoga di masa pandemi ini kita diberikan kesehatan dan kekuatan dari Allah yang Maha Penyayang.⁣ ⁣ Berikut ini saya sampaikan informasi terkait pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden. Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020. ⁣ ⁣ Seperti yang telah dijelaskan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan. Pemilihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.⁣ ⁣ Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik mengenai asumsi/persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi COVID-19. ⁣ ⁣ Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran diri saya.⁣ ⁣ Walau singkat, sungguh banyak pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dari pekerjaan sebagai Stafsus Presiden. Saya merasakan betul bagaimana semangat Bapak Presiden Jokowi dalam membangun bangsa dengan efektif, efisien, dan transparan. Sehingga di manapun saya berada, di posisi apapun saya bekerja, saya berkomitmen mendukung Presiden dan Pemerintah untuk memajukan NKRI.⁣ ⁣ Dengan ini, saya juga ingin menjelaskan bahwa saya tidak dapat merespon pertanyaan-pertanyaan media dalam beberapa hari terakhir karena saya ingin fokus dalam menyelesaikan hal ini terlebih dahulu. Terima kasih untuk teman-teman yang telah menghormati dan menghargai keputusan saya tersebut.⁣ ⁣ Semoga kita semua bisa segera keluar dari masalah pandemi yang berat ini.⁣ ⁣ Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.⁣ ⁣ Belva Devara

A post shared by Adamas Belva Syah Devara (@belvadevara) on

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement