Selasa 21 Apr 2020 18:44 WIB

Petani Milenial Sukses Sulap Limbah Jadi Nilai Tambah

Melalui pendidikan vokasi generasi milenial selain memperoleh teori juga praktek

Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang pusat gerakannya ada di kecamatan saat ini gencar berperan dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi COVID-19.  Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dengan Kostratani, pertanian akan lebih maju mandiri bahkan dengan pengolahan yang lebih modern.
Foto: istimewa
Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang pusat gerakannya ada di kecamatan saat ini gencar berperan dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi COVID-19. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dengan Kostratani, pertanian akan lebih maju mandiri bahkan dengan pengolahan yang lebih modern.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebagai salah satu sektor utama penggerak pembangunan, pertanian perlu didukung SDM yang andal, maju, modern dan mampu berdaya saing tingkat global atau yang kini sering disebut sebagai generasi milenial. Untuk menunjang pembangunan serta peningkatan SDM tersebut Kementerian Pertanian melakukan berbagai upaya antara lain salah satunya melalui pendidikan vokasi.

Melalui pendidikan vokasi, generasi milenial tidak sebatas diberikan pengetahuan berupa teori semata, tetapi juga diperkaya dengan praktek langsung baik di dunia industri maupun dunia usaha. Beberapa waktu lalu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa generasi milenial merupakan generasi teknologi modern dan sektor pertanian harus bisa dikelola secara modern nantinya.

Untuk itu, pendidikan vokasi dan pelatihan perlu digiatkan untuk mencetak lebih banyak agroentrepreneur milenial “Saya makin percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, “ ujar Mentan Syahrul.

Miranda Vivi Febriana (25th), akrab dipanggil Vivi adalah sosok milenial yang berani terjun diusaha pertanian sejak lulus pendidikan Vokasi di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang tahun 2018.  Terlahir di  Desa Kawedusan, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar yang memiliki banyak peternak menjadi peluang tersendiri baginya.

Disaat generasi milenial lulusan perguruan tinggi di kampung halamannya memilih untuk bekerja di kota atau jadi pegawai kantoran, Vivi terjun ke sektor pertanian. Ketika itu ia langsung mengajukan diri untuk mendapat fasilitasi program dari BPPSDMP Kementan yakni  Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP). 

Melalui  PWMP, Vivi mendapat stimulus modal 30 juta yang ia manfaatkan untuk berjualan pakan ternak ayam yang diolahnya dari ablok jagung (bahan limbah pabrik pakan). Bermodalkan pendidikan dan pelatihan yang ia dapatkan di Polbangtan ditangan Vivi, limbah dari pabrik ini dapat dijadikan pakan yang bagus untuk ayam. Saat ini, Vivi sudah mampu mengolah limbah ablok jagung dalam 1 minggu sebanyak 1 rit (truk), atau setara 6-7 ton.

Milenial ini menjelaskan pengiriman limbah dari pabrik tergantung musim, jika sedang tidak musim panen jagung, maka limbah juga tidak full stock. Tapi kalau sedang musim jagung seperti saat ini, meski sedang ada wabah corona, stok limbah dari pabrik pasti banyak. Dan yang membahagiakan baginya musim apapun permintaan pelanggan akan produknya tetap banyak.

“Dengan mengolah limbah ablok jagung jadi pakan ayam, saya juga menyediakan konsentrat untuk ternak ruminansia. Alhamdulillah, penghasilan saya saat ini sudah tembus 26 juta per bulan”, ungkap Vivi.

Omzet tersebut cukup luar biasa mengingat dirinya baru memulai tahap awal berwirausaha. Tak lekas berpuas diri, kedepan ia ingin melayani peternak di kabupaten lain. Untuk penjualan ia memanfaatkan keberadaan ekosistem digital dengan cara membuat online shop, sehingga bisa promosi melalui media social (Facebook dan Instagram) selain melalui kios AMD Jaya yang telah ia dirikan.

Keberhasilan Vivi sekaligus menjadi gambaran keberhasilan Kementan dalam regenerasi petani melalui pendidikan vokasi. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan penumbuhan petani pengusaha milenial melalui pendidikan vokasi merupakan salah satu upaya untuk menumbuh kembangkan minat generasi milenial akan dunia pertanian

“Pertanian merupakan garda terdepan. Untuk itu dirasa perlu pelopor pertanian yang diharapkan membuat jejaring usaha pertanian untuk menarik minat generasi milenial menekuni usaha di bidang pertanian. Sudah saatnya generasi milienial melanjutkan tongkat estafet pembangunan pertanian", papar Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement