Selasa 21 Apr 2020 21:03 WIB

Kali Pertama Italia Laporkan Penurunan Kasus Baru Corona

Lebih dari 24 ribu orang meninggal akibat virus corona di Italia.

Sejumlah truk membawa rumah sakit modular untuk orang-orang yang terkena virus Corona saat tiba di Ospedale del Mare, Naples, Italia, Senin (6/4). Lusinan warga yang mengalami masa lockdown di rumah menyambut kedatangan konvoi truk tersebut. Pemerintah Italia menerapkan lockdown nasional untuk mengurangi penyebaran virus Corona. EPA-EFE/CIRO FUSCO
Foto: EPA-EFE/CIRO FUSCO
Sejumlah truk membawa rumah sakit modular untuk orang-orang yang terkena virus Corona saat tiba di Ospedale del Mare, Naples, Italia, Senin (6/4). Lusinan warga yang mengalami masa lockdown di rumah menyambut kedatangan konvoi truk tersebut. Pemerintah Italia menerapkan lockdown nasional untuk mengurangi penyebaran virus Corona. EPA-EFE/CIRO FUSCO

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ali Mansur, Lintar Satria, Reuters

Untuk pertama kalinya, jumlah orang yang teridentifikasi terinfeksi Covid-19 di Italia mengalami penurunan sejak wabah merebak. Pada Senin (20/4) sebanyak, 108.237 orang dirawat di rumah sakit atau pemulihan di rumah. Angka ini 20 lebih sedikit dari hari sebelumnya, yang menjadi simbol "perkembangan positif".

Baca Juga

Pemerintah setempat tetap melanjutkan lockdown hingga 3 Mei mendatang, meski demikian beberapa aktivitas bisnis telah beroperasi. Seperti toko buku, toko pakaian anak-anak. Italia sendiri memiliki jumlah kasus Covid-19 tertinggi ketiga di dunia setelah Spanyol dan Amerika Serikat.

"Untuk pertama kalinya, kami telah melihat perkembangan positif baru, jumlah saat ini positif telah menurun," kata kepala badan perlindungan sipil Angelo Borrelli dikutip dari BBC, Selasa (21/4).

 

Sejauh ini, di Italia lebih dari 24 ribu orang meninggal akibat virus corona. Namun, karena orang yang meninggal di rumah atau di fasilitas perawatan tidak termasuk dalam angka resmi yang dikeluarkan pemerintah, banyak yang percaya bahwa angka kematian dan infeksi yang sebenarnya mungkin lebih tinggi daripada penghitungan resmi.

Sementara, pihak berwenang Italia menyebut penurunan angka-angka itu sangat menggembirakan. Jumlah orang yang saat ini terinfeksi Covid-19 telah turun untuk pertama kalinya.

Mereka menyebut fakta itu sebagai tonggak penting, meskipun faktanya ada lebih sedikit tes daripada sebelumnya. Total kasus, termasuk mereka yang telah meninggal dan pulih, naik hanya lebih dari 1,2 persen, peningkatan proporsional terkecil sejak wabah dimulai.

Selain itu, angka perawatan intensif juga menunjukkan tren menurun, saat ini berada di level terendah dalam sebulan terakhir. Meski Italia, belum benar-benar terbebas dari wabah tapi mereka dianggap sudah berada di jalan yang benar dalam menanggulangi wabah Covid-19.

Kasus di negara lain

Prancis menjadi negara terbaru yang mencatat lebih dari 20 ribu kematian terkait Covid-19. Direktur Kesehatan Prancis Jerome Salomon menyebut angka tersebut sebagai simbol menyakitkan. Hingga Senin (20/4), setidaknya ada 20.265 kematian terkait Covid-19 dan 12.513 di antaranya dirawat rumah sakit serta 7.752 di panti jompo.

"Malam ini, negara kita sedang melewati tonggak simbolis yang menyakitkan," terang Jerome.

Di Portugal, sebanyak 138 pencari suaka positif Covid-19 setelah di tes dan kemudian dipindahkan dari asrama di Lisbon. Sementara itu, di Rusia, pada Senin (20/4), polisi anti huru-hara dikerahkan untuk membubarkan ratusan orang yang memprotes pembatasan dalam penanggulangan wabah Covid-19. Demonstran meneriakkan di luar markas pemerintah di Vladikavkaz, ibu kota Ossetia Utara.

Di Yunani, seorang wanita hamil Somalia terisolasi di sebuah hotel di Kranidi yang menampung 470 migran dari Afrika sub-Sahara dan mereka tengah di tes Covid-19.

Di Jerman, pemerintah mengkonfirmasi 1.789 kasus baru infeksi virus corona sehingga kini totalnya menjadi 143.457 kasus. Sementara pasien yang meninggal dunia karena virus itu bertambah 197 hingga totalnya menjadi 4.598 pasien.

Data yang dirilis Robert Koch Institute (RKI) Selasa (21/4) menunjukkan kasus positif kembali naik setelah mengalami penurunan selama dua hari. Pasalnya, pada Senin (20/4) jumlah kasus positif hanya bertambah 1.775 kasus.

Walaupun angka kasus infeksi masih fluktuatif, tapi Jerman dikabarkan akan melonggarkan karantina nasional. Langkah yang diberlakukan demi memutus rantai penularan virus korona.

Sejumlah pertokoan, diler mobil dan sepeda diizinkan untuk buka kembali. Sementara, sekolah baru akan dibuka dua pekan lagi.

"Kami membutuhkan kehidupan lagi. Selama ini kota seperti kota hantu. Kita sudah menabung uang cukup banyak, sekarang saatnya keluar dan menghabiskannya," ujar seorang warga, Michaela Frieser di distrik perbelanjaan utama Frankfurt.

Kanselir Jerman, Angela Merkel meminta kepada seluruh warga agar tetap disiplin untuk menjaga jarak dan mengenakan masker saat berbelanja maupun ketika berada di transportasi umum. Beberapa negara bagian mewajibkan warganya untuk mengenakan masker ketika keluar rumah.

Ia mengingatkan, bahaya infeksi virus korona di Jerman tetapi tinggi jika warganya tidak disiplin menjaga jarak, mencuci tangan, dan mengenakan masker. Ada risiko bahwa penularan akan melonjak jika pembatasan dilonggarkan terlalu cepat, sehingga nantinya harus diperketat lagi.

"Kita harus tetap waspada dan disiplin," ujar Merkel.

photo
Badai di Hubei Mulai Reda - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement