Selasa 21 Apr 2020 14:24 WIB

Jaktim akan Jadikan Sekolah Sebagai Tempat Isolasi Covid-19

Jaktim komunikasi ke orang tua terkait rencana sekolah menjadi tempat isolasi.

Petugas medis menangani pasien diduga terjangkit corona (ilustrasi). Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur berencana menggunakan gedung sekolah sebagai tempat isolasi kasus Covid-19.
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Petugas medis menangani pasien diduga terjangkit corona (ilustrasi). Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur berencana menggunakan gedung sekolah sebagai tempat isolasi kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur mengintensifkan komunikasi dengan orang tua siswa. Hal ini terkait rencana penggunaan gedung sekolah sebagai tempat isolasi kasus Covid-19.

Kepala Sudin Pendidikan Wilayah 1 Jaktim Ade Narun mengatakan upaya itu guna menyikapi penolakan dari sebagian orang tua siswa dan lingkungan sekitar atas rencana tersebut. "Resistensi masyarakat, khususnya dari orang tua siswa dan lingkungan juga banyak yang keberatan. Kalau anak kita sekolah di situ juga keberatan, tapi itu jadi tugas kita berikan penjelasan," katanya saat dihubungi melalui telepon genggam, Selasa (21/4).

Baca Juga

Pemanfaatan gedung sekolah sebagai tempat isolasi bagi pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP) hingga pasien positif COVID-19, merujuk pada surat edaran Dinas Pendidikan Nomor 4434/-1.1772.1 tentang Tindak Lanjut Instruksi Sekretaris Dinas Pendidikan DKINomor 29 Tahun 2020 yang ditandatangani Kadisdik DKI Nahdiana pada Senin (20/4). Surat itu berisi arahan terkait penyediaan akomodasi dan fasilitas pendukung bagi tenaga kesehatan yang terlibat penanganan virus corona (Covid-19).

Sudin Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur yang meliputi Kecamatan Cakung, Kecamatan Duren Sawit, Pulogadung, Matraman, dan Jatinegara menyiapkan 19 gedung sekolah negeri SD, SMP, SMA dan SMK untuk keperluan tersebut. Kepada warga sekolah, Ade memberikan penjelasan bahwa fasilitas rumah sakit rujukan dan utama penanganan Covid-19 di Jakarta sudah penuh.

Karena itu, warga perlu menumbuhkan empati sosial untuk saling membantu sesama. "Siapa yang mau di tempatnya ada isolasi COVID-19, tapi kita mau dimana lagi, kan tempat sudah pada penuh, kita saling bantu sesama," katanya.

Sosialisasi pemberian pemahaman kepada warga sekolah dilakukan lewat rapat daring (online)yang melibatkan kepala sekolah, guru, hingga komite sekolah. Menurut Ade, belum tentu seluruh sekolah yang telah diajukan menjadi fasilitas isolasi bagi kasus Covid-19 akan dipakai semuanya.

"Bisa juga sama sekali tidak terpakai. Atau justru untuk keperluan lain seperti penyimpanan logistik atau aktivitas tenaga medis. Akan dilihat dulu sesuai kebutuhan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement