Selasa 21 Apr 2020 07:49 WIB

WHO Bantah Tuduhan AS Sembunyikan Informasi Virus Corona

Presiden AS Donald Trump berencana membekukan pendanaan untuk WHO.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Foto: Martial Trezzini/EPA
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa tidak ada informasi apa pun yang disembunyikan terkait pandemi virus corona tipe baru atau Covid-19. Pernyataan itu merupakan tanggapan atas komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa WHO sangat China-sentris dalam pendekatannya menangani pandemi Covid-19. Dia pun berencana membekukan pendanaan untuk WHO.

"Memiliki staf CDC AS berarti tidak ada yang disembunyikan dari AS, sejak hari pertama. Semua negara segera mendapatkan informasi," ujar Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga

Sekitar 15 staf dari Centers for Disease Control (CDC) telah diperbantukan ke WHO sejak Januari untuk jangka panjang. Amerika Serikat adalah salah satu penyandang dana sukarela terbesar bagi WHO. Data WHO menunjukkan bahwa AS berkontribusi sebesar 15 persen dari seluruh anggaran di badan tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan bahwa pandemi virus corona belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut dia, ini bukan saatnya untuk melakukan penilaian terhadap penanganan pandemi tersebut. Pasalnya, pandemi ini masih terus berlangsung dengan jumlah kasus infeksi yang terus merangkak naik.

"Sekarang adalah waktu untuk persatuan, bagi komunitas internasional untuk bekerja bersama dalam solidaritas untuk menghentikan virus ini," ujar Gutteres.

WHO memimpin perjuangan global melawan virus yang telah menginfeksi lebih dari 2,4 juta orang dan menyebabkan 165 ribu kematian. WHO telah memesan 30 juta tes diagnostik selama 4 bulan ke depan. WHO juga mengirim hampir 180 juta masker bedah pada bulan April dan Mei serta 54 juta masker wajah dan lebih dari 3 juta pasang kacamata pelindung. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement