Senin 20 Apr 2020 16:13 WIB

BUMN Disarankan Ikuti Langkah Garuda Indonesia Saat Pandemi

BUMN perlu meniru pemotongan gaji yang dilakukan Garuda Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Garuda Indonesia melakuka pemotongan gaji di tengah pandemi Covid-19.
Foto: Republika/Wihdan
Garuda Indonesia melakuka pemotongan gaji di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto mengatakan BUMN lain perlu meniru pemotongan gaji yang dilakukan Garuda Indonesia. Maskapai pelat merah tersebut melakukan pemotongan pembayaran yang meliputi Direksi dan Komisaris sebesar 50 persen; Vice President, Captain, First Office, dan Flight Service Manager sebesar 30 persen; Senior Manager sebesar 25 persen; Flight Attendant, Expert dan Manager sebesar 20 persen; Duty Manager dan Supervisor sebesar 15 persen; serta Staff (Analyst, Officer atau setara) dan Siswa sebesar 10 persen. Toto menilai pemangkasan gaji menjadi langkah tepat bagi efisiensi perusahaan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Apabila langkah-langkah efisiensi yang dilakukan Garuda juga diikuti BUMN lain, saya kira patut diapresiasi," kata Toto saat dihubungi Republika di Jakarta, Senin (20/4).

Baca Juga

Toto menyampaikan langkah efisiensi ini berdampak pada penguatan keberlangsungan perusahaan atau membantu sektor lain yang membutuhkan fokus anggaran saat ini, seperti sektor kesehatan.

Toto menilai efisiensi berupa pemotongan gaji menjadi langkah darurat yang diambil Garuda menghadapi pandemi ini. Penurunan jumlah penumpang pesawat tentu berpengaruh besar bagi pendapatan perusahaan. Di sisi lain, kewajiban kepada para kreditur relatif sangat besar yang mana sebagian besar juga berupa utang valas dan harus dibayar, seperti biaya leasing pesawat dan pinjaman komersial lainnya.

"Upaya penghematan ini (pemotongan atau penundaaan) pembayaran gaji, saya kira merupakan salah satu langkah untuk menjaga keberlangsungan keberadaan perusahaan secara jangka panjang," ucap Toto.

Toto menyarankan manajemen Garuda perlu melakukan komunikasi yang efektif dari pimpinan ke seluruh pegawai, terutama di core operation seperti pilot, awak kabin, dan technical staff agar kebijakan ini efektif. Sebagai garda terdepan dalam pelayanan, mereka perlu tahu kondisi terkini perusahaan dan langkah-langkah darurat yang akan dilakukan.

"Kalau komunikasi cukup baik dan strategi penyelamatan Garuda di era pandemi ini cukup baik dan bisa diterima oleh sebagian besar pegawai, saya kira proses transisi ini bisa dilalui Garuda," kata Toto menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement