Senin 20 Apr 2020 09:19 WIB

IHSG Berpeluang Menguat Didorong Optimisme Pasar Dunia

IHSG dibuka menguat, tetapi berbalik merah beberapa saat kemudian.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan pagi ini, Senin (20/4). Saat dibuka, indeks saham sempat menguat 0,35 persen ke level 4.651,08. Namun, beberapa menit kemudian, IHSG berbalik ke arah ke zona negatif hingga menyentuh level terendahnya 4.592,08.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan pagi ini, Senin (20/4). Saat dibuka, indeks saham sempat menguat 0,35 persen ke level 4.651,08. Namun, beberapa menit kemudian, IHSG berbalik ke arah ke zona negatif hingga menyentuh level terendahnya 4.592,08.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan pagi ini, Senin (20/4). Saat dibuka, indeks saham sempat menguat 0,35 persen ke level 4.651,08. Namun, beberapa menit kemudian, IHSG berbalik ke arah ke zona negatif hingga menyentuh level terendahnya 4.592,08.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pergerakan saham masih akan dipengaruhi oleh data ekonomi dunia yang memburuk akibat dampak negatif Covid-19. Data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukan klaim pengangguran mingguan di negara tersebut meningkat. 

Baca Juga

Penjualan ritel AS sepanjang Maret juga mengalami penurunan sebesar 8,7 persen. Menurut laporan dari Departemen Perdagangan AS, penurunan  ini adalah yang terbesar sejak data di rilis tahun 1992. 

S&P Global Economics juga menurunkan prospek ekonomi AS pada 2020 menjadi kontraksi sebesar 5,3 persen pada 2020. Ini jauh lebih buruk dari prakiraan penurunan sebelumnya sebesar 1,3 persen. 

GDP Tiongkok pada periode kuartal I 2020 mengalami penurunan - 6,8 persen. Ini merupakan pelemahan terdalam secara kuartalan pertama kalinya sejak 1992. Padahal, konsensus analis memperkirakan GPD china hanya turun sebesar 6,5 persen. 

"Buruknya data ekonomi yang mungkin masih akan berlanjut dalam beberapa pekan kedepan akan menjadi katalis negatif pasar keuangan dunia," terang Hans akhir pekan lalu.

Meski demikian, Hans memperkirakan IHSG masih berpeluang menguat pada awal pekan ini. Pasar saham menguat seiring ekspektasi pandemi Covid-19 dunia yang sudah menuju titik puncak. Dia melihat, harapan baru untuk kehidupan yang normal mulai timbul.  

"Harapan kembali normalnya perekonomian dunia telah mendorong pasar saham mengalami kenaikan ," kata Hans. 

Beberapa negara di Eropa merencakan pelonggaran lockdown. Diantaranya Spanyol mulai mengizinkan beberapa area konstruksi dan manufaktur dibuka kembali. Italia juga akan membuka beberapa bisnis seperti toko buku serta toko pakaian anak-anak. Denmark akan membuka kembali sekolah dasar dan taman kanak-kanak. 

Hans pun memperkirakan IHSG bergerak dengan suppot 4.463 sampai 4.317 dan resistance di level 4.747 sampai 4.975.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement