Senin 20 Apr 2020 07:31 WIB

Bank Makanan di AS Diserbu Warga, Stok Menipis

Banyaknya warga AS yang kehilangan pekerjaan membuat permintaan Bank Makanan tinggi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Aktifitas warga Amerika di tengah wabah Covid-19
Foto: VOA
Aktifitas warga Amerika di tengah wabah Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID,FRANKLIN -- Bank makanan di AS menghadapi lonjakan permintaan hingga penipisan stok setelah pandemi Covid-19. Hal itu terjadi karena banyak warga yang kehilangan pekerjaan.

Salah satu warga di Frlanklin, AS, Brooklyn Dotson membutuhkan makanan dari bank tersebut. Dana untuk pengangguran belum diterimanya, setelah dia dipecat dari gudang tempat dulu bekerja. Kondisi itu membuatnya berhadapan dengan kekurangan bahan untuk mengisi perutnya.

Baca Juga

Perempuan asal Nashville itu akhirnya mengumpulkan sisa uang dan berkendara sejauh 48 kilometer ke bank makanan GraceWorks Ministries di Franklin. Setelah sampai, dia masuk dalam antrean drive-thru untuk mendapatkan barang belanjaan senilai sekitar 350 dolar AS.

"Saya tidak memiliki pemasukan, saya tidak mendapatkan kupon makanan, jadi sekarang sulit untuk mendapatkan bantuan,” kata Dotson sambil mengantre di GraceWorks.

Pandemi virus corona telah mendorong lonjakan permintaan di bank makanan semakin tinggi. Sebab, jutaan orang seperti Dotson mendapati diri diberhentikan atau kebangkrutan usaha.

"Sekitar 50 persen dari orang yang datang belum pernah ke sini sebelumnya," kata Presiden dan CEO GraceWorks, Valencia A. Breckenridge.

Seiring meningkatnya permintaan, justru banyak sumber bank makanan mengering. Restoran, hotel, dan resor tutup atau membatasi operasinya, sehingga tidak lagi bisa memasok makanan. Petani pun telah beralih dari pengiriman sayuran dan daging dalam jumlah besar ke kemasan individual untuk toko bahan makanan.

"Ini adalah skenario badai yang sempurna," kata Kepala Operasi untuk Feeding America, sebuah asosiasi nasional bank makanan, Katie Fitzgerald.

Permintaan untuk pemberian makan kepada warga Amerika Serikat (AS) naik menjadi 98 persen. Peningkatan rata-rata untuk anggota adalah 63 persen, sementara 95 persen dari bank makanan asosiasi melaporkan peningkatan biaya operasional.

Kongres telah memberikan dorongan yang signifikan untuk bantuan makanan darurat dalam undang-undang bantuan virus corona. Namun, Fitzgerald memperingatkan bahwa pendanaan mungkin memakan waktu berbulan-bulan untuk dapat menjangkau pemberian makanan ke daerah-daerah.

Sementara itu, saat ini bank makanan mengalami lonjakan kebutuhan dalam waktu dekat. Fitzgerald mengatakan, anggaran 100 juta dolar AS yang dijanjikan miliarder Jeff Bezos ke asosiasinya pada 2 April sudah dikerahkan minggu lalu.

"Ketika orang mengatakan apa yang paling Anda butuhkan, kami membutuhkan makanan dan uang," kata presiden dan CEO Second Harvest Food Bank di Tennessee Tengah, Nancy Keil.

Selain menemukan cara untuk memenuhi lonjakan permintaan, bank makanan harus menemukan cara-cara baru yang kreatif untuk mendistribusikannya. Mereka mempertimbangkan pula keselamatan penerima manfaat dan staf dari paparan virus.

Dewan Kementerian Koperasi Nashville Timur mengusulkan penutupan karena begitu banyak sukarelawannya yang berusia lanjut. Bank makanan di Oklahoma, memiliki hampir 45.000 sukarelawan yang membantu tahun lalu. Namun, juru bicara Cathy Nestlen menyatakan, pihaknya akan mengadopsi praktik terbaik untuk menjaga jarak sosial dan mengurangi jumlah staf.

Oklahoma telah menempati peringkat di antara negara bagian yang paling membutuhkan bantuan makanan di negara tersebut sebelum virus corona. "Pandemi di atasnya hanya menyoroti bagaimana begitu banyak rumah tangga, tidak hanya di Oklahoma tetapi di seluruh negeri, hidup dari gaji ke gaji," kata Nestlen.

Nestlen menyatakan, kondisi saat ini bisa menuju pada kelangkaan pangan. Terlebih lagi, peningkatan tajam dalam permintaan bank makanan bisa berlanjut selama berbulan-bulan. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement