Senin 20 Apr 2020 07:20 WIB

Kisah Prancis Kurung Lansia Panti Jompo untuk Cegah Covid-19

Lansia panti jompo menjadi kelompok rentan tertular Covid-19 di Prancis.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Perawat memeriksa seorang pasien Covid-19 di ruang ICU di Klinik Ambroise Pare di Neuilly-sur-Seine, dekat Paris, Prancis.
Foto: AP Photo/Christophe Ena
Perawat memeriksa seorang pasien Covid-19 di ruang ICU di Klinik Ambroise Pare di Neuilly-sur-Seine, dekat Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMERSCHWIR -- Lansia yang berada di panti jompo Weiss, Haut-Rhin, Prancis timur dikhawatirkan dapat menjadi korban virus corona Covid-19. Oleh karena itu, otoritas setempat meminta para lansia tetap berada di kamar di panti jompo.

Lansia di panti jompo itu ingin mengobrol langsung, bermain papan, berbagi makanan. Namun, mereka justru harus memberikan botol darah untuk diuji virus corona sebelum melakukan kegiatan tersebut.

Baca Juga

Tujuan tes untuk mengidentifikasi siapa yang harus diisolasi dan siapa yang akan diberi kebebasan untuk meninggalkan kamar. "Kami menghabiskan seluruh hari kami di antara keempat tembok itu, hanya itu, kami tidak diizinkan keluar. Kami bahkan tidak memiliki hak untuk keluar di lorong," kata lansia berusia 69 tahun yang menderita stroke yang membuatnya duduk di kursi roda, Henry Bohn.

Hasil pengujian terhadap lansia dan staf diharapkan keluar pekan depan. Direktur administrasi lokal dan panti jompo kemudian akan bertemu untuk membahas langkah selanjutnya, apakah lansia bisa kembali beraktivitas atau perlu ada tindakan selanjutnya. 

Bohn mengatakan, staf membawakan mereka makanan ke kamar secara langsung. Meski tertahan di dalam kamar, matahari masih dapat masuk dan dia dapat merasakan hal-hal lain yang menyenangkan.

Panti jompo di Ammerschwir itu menimbulkan masalah khusus dengan kamarnya yang kecil dan koridor yang panjang. Terlebih lagi, tidak semua seperti Bohn, penghuni lainnya memiliki kesulitan kognitif yang sering kali parah.

"Sulit bagi mereka untuk mengingat aturan yang kita berikan kepada mereka. Ketika kami memakai masker, mereka tidak bisa menggunakannya, dan mereka perlu bersosialisasi dan meninggalkan kamar mereka," kata kepala perawat, Sylvie Ghiringhelli.

Membatasi penghuni panti jompo ke kamar menghalangi aktivitas yang biasa dilakukan. "Kurungan itu menghentikan semua makanan bersama di ruang makan, menghentikan setiap bentuk kehidupan sosial. Tidak ada lagi kegiatan, tidak ada lagi kunjungan. Penghuni kami menanggung akibatnya," kata Ghiringhelli.

Kamar Marie Louise Kopp dipenuhi oleh cenderamata, foto, kucing China, lukisan segi delapan. Benda-benda itu untuk membantunya menyusuri memori bagi orang berusia 79 tahun yang ingatannya sering bertambah dan berkurang.

"Putraku datang untuk mengunjungi saya dan beberapa keluarga, tetapi sekarang tidak ada yang bisa. Semua orang tinggal di rumah dengan krisis ini," kata Kopp.

Beberapa pasien tetap berkeliaran, berkerumun di lorong, atau mengambil tempat duduk di ruang bersama sebelum dapat dibawa kembali ke kamar dengan baik-baik. Lansia itu harus diperlakukan dengan hati-hati, meski dalam kondisi penyebaran virus corona yang sangat rentan untuk mereka.

Tidak jelas kapan pengunjung akan diizinkan untuk keluar lagi. Para staf panti jompo berharap pengujian pada setiap orang akan memungkinkan sebagian besar penghuni untuk setidaknya meninggalkan kamar tanpa takut infeksi.

Prancis melaporkan kematian di panti jompo terhitung lebih dari sepertiga dari total 17.000 korban virus corona di negara itu. Virus corona telah menewaskan 7.000 lansia di panti jompo. Lebih dari 15.000 kasus yang dikonfirmasi di antara pasien dan 8.900 di antara staf antara 1 Maret dan 14 April.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement