Senin 20 Apr 2020 06:18 WIB

Alasan Hasil Positif Rapid Test Tasikmalaya Ditampilkan

Ditampilkannya hasil rapid test membuat jumlah positif covid-19 Kota Tasikmalaya naik

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga melihat kondisi Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya yang sepi karena ditutup, Selasa (31/3). Jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus meningkat dari hari ke hari. Hingga Ahad (19/4), total kasus pasien positif di kota santri itu mencapai 27 orang.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Seorang warga melihat kondisi Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya yang sepi karena ditutup, Selasa (31/3). Jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus meningkat dari hari ke hari. Hingga Ahad (19/4), total kasus pasien positif di kota santri itu mencapai 27 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus meningkat dari hari ke hari. Hingga Ahad (19/4), total kasus pasien positif di kota santri itu mencapai 27 orang. Angka itu menjadikan Kota Tasikmalaya sebagai daerah dengan kasus pasien positif Covid-19 tertinggi di wilayah Priangan Timur, berbeda jauh dari kabupaten/kota lainnya.

Berdasarkan catatan Republika.co.id, hingga saat ini belum ditemukan kasus pasien positif Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya dan Pangandaran. Sementara di Kabupaten Garut tercatat tiga kasus pasien positif, Kabupaten Ciamis dua kasus, dan Kota Banjar enam kasus, di mana satu di antaranya warga luar daerah itu. 

Baca Juga

Di Kota Tasikmalaya, angkanya telah mencapai puluhan, tepatnya 27 kasus. Tingginya angka kasus positif di Kota Tasikmalaya disebabkan oleh hasil data pasien positif melalui uji cepat (rapid test) ke jumlah total oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Padahal, daerah lainnya hanya mencantumkan data kasus pasien positif melalui hasil polymerase chain reaction (PCR) atau tes swab.

Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Kota Tasikmalaya, dari 27 kasus hanya lima pasien yang hasilnya diketahui melalui tes swab. Sisanya sebanyak 22 orang merupakan pasien yang dinyatakan positif diketahui melalui rapid test.

Kepala Dinas Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, pihaknya sengaja menampilkan pasien positif melalui rapid test dalam data akumulasi. Itu dilakukan agar masyarakat lebih waspada dan berhati-hati dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Menurut dia, tak ada masalah menampilkan data pasien positif berdasarkan rapid test. Namun, data pasien positif melalui PCR dan rapid test tak bisa disatukan tanpa ada keterangan. 

"Dalam data kita dijelaskan. Lagipula kalau rapid test tak punya makna, untuk apa dilakukan? Karena secara klinis, dua-duanya punya makna," kata dia, Ahad.

Ia menambahkan, menampilkan data pasien positif yang diketahui melalui rapid test juga mempertimbangkan pendapat dokter penanggung jawab pasien. Dengan mengetahui menunjukkan hasil rapid test, dokter dapat langsung menangani pasien.

"Kalau menunggu PCR, dokter tak dapat langsung cepat bekerja, tingkat kematian akan lebih tinggi. Karena itu kita buka, tapi tentu dikasih keterangan," kata dia.

Rata-rata hasil tes swab di wilayah Priangan Timur baru dapat diketahui setelah 7-14 hari. Sebab, spesimen pasien mesti diuji di laboratorium yang berada di Bandung. Itu pun menunggu giliran.

Dengan menampilkan data pasien positif melalui rapid test, secara otomatis akumulasi kasus di Kota Tasikmalaya terlihat semakin banyak. Angka yang tinggi itu dapat membuat masyarakat semakin berhati-hati.

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, hingga saat ini pihaknya telah melakukan 2.010 rapid test. Hasilnya, terdapat 22 orang yang positif dari hasil tes itu. Sementara lima orang positif lainnya diketahui melalui tes swab. 

Dari total 27 kasus pasien positif, lima orang telah dinyatakan sembuh, dua orang meninggal, dan sisanya masih menjalani perawatan. Menurut dia, itu harus menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi warga agar mengikuti imbauan pemerintah dengan benar.

"Kita jangan anggap sepele corona. Tinggal sekarang kesadaran kita menghindari penyebaran corona semakin luas, yaitu ikuti imbauan pemerintah mulai tidak keluar rumah, pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement