Ahad 19 Apr 2020 20:21 WIB

22 Warga Kontak dengan Pasien Covid-19 Jalani Rapid Test

Pasien Covid-19 yang meninggal 7 April baru diketahui positif 10 hari kemudian

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rapid test (tes cepat) Covid-19 (ilustrasi). Pemerintah Kabupaten Cianjur akan melakukan rapid test 22 orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 pertama di Cianjur. Hal ini sebagai upaya tracing terhadap potensi penyebaran Covid-19 di wilayah tersebut.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Rapid test (tes cepat) Covid-19 (ilustrasi). Pemerintah Kabupaten Cianjur akan melakukan rapid test 22 orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 pertama di Cianjur. Hal ini sebagai upaya tracing terhadap potensi penyebaran Covid-19 di wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten Cianjur akan melakukan rapid test 22 orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 pertama di Cianjur. Hal ini sebagai upaya tracing terhadap potensi penyebaran Covid-19 di wilayah tersebut.

"Sebanyak 22 orang yang pernah berhubungan atau berinteraksi dengan pasien 01 positif Corona di Cianjur akan jalani rapid tes," ujar juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur, Yusman Faisal kepada wartawan, Ahad (19/4). Mereka terdiri dari anggota keluarga, tetangga, dan tenaga medis puskesmas.

Yusman menuturkan, pasien perempuan positif Covid-19 asal Kecamatan Cijati meninggal dengan status pasien dalam pengawasan (PDP). Di mana ada 22 orang yang berhasil diidentifikasi berkontak dengan pasien langsung menjalani rapid test.

Menurut Yusman, dari hasil rapid test pertama sebenarnya ke 22 orang itu negatif. Namun dengan adanya hasil swab pasien yang menunjukan positif Corona maka akan dites lagi.

Rencananya lanjut Yusman, pelaksanaan rapid test bagi mereka yang sempat berinteraksi dengan pasien positif corona itu dilakukan Ahad ini. Selain tes rapid, petugas akan mengecek kondisi kesehatan ke 22 orang tersebut.

Saat ini kata Yusman, mereka masuk kategori orang tanpa gejala (OTG) dan belum masuk orang dengan pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP). Hal ini karena mereka tidak menunjukan gejala penyakit.

Akan tetapi sambung Yusman, ke 22 orang tersebut sudah diimbau untuk menjalani isolasi mandiri. Satgas Covid-19 Cianjur hingga kini masih melakukan penelusuran terkait kemungkinan dari mana pasien tersebut terpapar Corona.

Sebab terang Yusman, pasien berada di wilayah selatan Cianjur yang jarang berinteraksi dengan warga dari zona merah. Hal ini untuk memastikan pasien ada riwayat perjalanan luar kota, atau ada faktor penularan lainnya.

Seperti diketahui, warga yang positif itu adalah M (26 tahun) warga Kecamatan Cijati. "Pernah berobat ke puskesmas setempat pada 30 Maret dan dirujuk ke RSUD Sayang Cianjur serta melahirkan anak kembar," ujar Yusman.

Selanjutnya M mengalami gejala sesak napas pada 5 April dan dirujuk ke RSUD Cimacan. Di mana hasil rapid tesnya positif.

Pasien kata Yusman, meninggal dunia pada 7 April dan sebelumnya telah diambil sampel dahak untuk tes swab. Jenazah nyonya M sudah dimakamkan dengan tata cara pemakaman untuk Covid-19."Pada 17 April keluar hasil tes swab M positif Covid-19," cetus Yusman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement