Ahad 19 Apr 2020 15:18 WIB

Harga Sayuran di Indramayu Turun

Harga yang turun akibat permintaan konsumen sebagai imbas Covid-19.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Pengunjung berbelanja sayuran di pasar (ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pengunjung berbelanja sayuran di pasar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga sejumlah sayuran di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu mengalami penurunan sejak beberapa pekan terakhir. Hal itu diperkirakan akibat berkurangnya permintaan dari konsumen sebagai imbas mewabahnya Covid-19.

Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Baru Indramayu, Opik, menyebutkan, penurunan harga itu di antaranya terlihat pada cabe merah dari Rp 24 ribu per kg menjadi Rp 16 ribu per kg dan cabe rawit dari Rp 32 ribu per kg menjadi Rp 24 ribu per kg. Selain itu, bawang bombay yang sempat menyentuh Rp 160 ribu per kg, turun menjadi Rp 60 ribu per kg, dan bawang putih dari Rp 48 ribu menjadi Rp 35 ribu per kg.

Baca Juga

Bahkan, jahe yang banyak diburu warga saat awal terjadinya pandemi Covid-19 juga saat ini mulai berangsur turun harga. Yakni, dari harga Rp 60 ribu per kg kini menjadi Rp 50 ribu per kg. Namun, untuk jahe emprit, harganya masih tetap bertahan di angka Rp 80 ribu per kg karena diyakini bisa meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan virus.  "Yang harganya naik saat ini hanya bawang merah," kata Opik, Ahad (19/4).

Opik menyebutkan, harga bawang merah saat ini mencapai Rp 48 ribu per kg. Harga itu mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 32 ribu per kg. Opik mengaku tidak tahu pasti penyebab turunnya harga berbagai komoditas sayuran tersebut. Pasalnya, penurunan/kenaikan harga tergantung dari pemasok sayuran. Namun, dia memperkirakan penurunan harga terjadi akibat berkurangnya pembelian dari masyarakat.

Opik mengatakan, selama ini pelanggannya banyak yang merupakan pedagang makanan di sejumlah pusat kuliner di Indramayu. Namun, para pedagang makanan itu banyak yang tutup sejak merebaknya pandemi Covid-19. "Sekarang yang beli hanya konsumen untuk kebutuhan masak mereka sendiri. Jadi belinya tidak banyak," kata Opik.

Salah seorang pedagang masakan, Sinta, mengaku sengaja tidak berjualan untuk sementara waktu. Pasalnya, pembelinya menurun drastis sejak merebaknya wabah Covid-19. "Pembeli sepi. Jadi mending tidak berjualan dulu," kata Sinta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement