Ahad 19 Apr 2020 09:17 WIB

Pembagian Sembako Surabaya Diminta Gandeng Toko Kelontong

Menggandeng toko kelontong diharap gulirkan perekonomian masyarakat kecil Surabaya.

Distribusi sembako dilakukan di banyak titik di Indonesia akibat pandemi Covid-19. Di Surabaya pembagian sembako dianjurkan untuk memberdayakan toko kelontong atau usaha kecil.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Distribusi sembako dilakukan di banyak titik di Indonesia akibat pandemi Covid-19. Di Surabaya pembagian sembako dianjurkan untuk memberdayakan toko kelontong atau usaha kecil.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- DPRD Kota Surabaya, Jawa Timur, meminta pemerintah kota setempat memberdayakan toko kelontong atau usaha kecil lain di perkampungan dalam pengadaan sembako. Tujuannya untuk kemudian didistribusikan kepada masyarakat yang memang berhak dan layak dibantu di tengah pandemi Covid-19 ini.

Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astutidi Surabaya, Ahad (19/4), mengatakan, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, toko kelontong dan usaha kecil mengalami penurunan pembeli dan tentunya berimbas pada pendapatan. "Kami berharap Pemkot Surabaya dapat segera mendata usaha-usaha kecil yang tersebar di Kota Surabaya yang dapat dilibatkan dan diberdayakan untuk pengadaan sembako," katanya.

Baca Juga

Menurut dia, pengadaan sembako berupa berupa beras, kering tempe dan abon tidak hanya ditangani oleh dua atau tiga toko tertentu saja. Pengadaan sembako juga disediakan secara merata oleh toko yang tersebar di 154 kelurahan dan 31 kecamatan Surabaya.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Surabaya ini menilai pengadaan sembako dalam penanganan Covid-19, jumlahnya cukup besar untuk kurang lebih 250.000 KK dengan anggaran mencapai Rp 160,6 miliar.

 

"Anggaran itu bisa lebih jika warga terdampak ekonomi terus bertambah," ujarnya.

Meski demikian, Reni menekankan agar Pemkot Surabaya tetap mengacu pada peraturan terkait penggunaan anggaran. Tentunya melalui pemberdayaan usaha kecil menengah (UKM) ini sehingga program perlindungan sosial akan berdampak pada geliat ekonomi kerakyatan di masa pandemi.

Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Surabaya meningkat tajam yang awalnya pada Desember 2019 hanya 665.882 jiwa (202.572 KK), namun pada 9 April 2020 sudah mencapai 755 ribu lebih jiwa atau tepatnya 231.103 KK.

Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana sebelumnya mengatakan, bantuan sembako yang dianggarkan dari APBD Surabaya 2020 senilai Rp 160 miliar bisa meringankan beban warga Kota Surabaya selama pandemi Virus Corona atau Covid-19.

"Estimasi dengan anggaran itu bisa untuk membantu masyarakat hingga dua bulan ke depan," katanya.

Menurut dia, bantuan sembako diberikan Pemkot Surabaya setelah melihat fakta banyak di antara warga Kota Surabaya yang harus kehilangan penghasilan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Whisnu memastikan Pemkot Surabaya berupaya semaksimal mungkin dalam melindungi warganya dari dampak pandemi corona, khususnya yang berkaitan langsung dengan masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement