Ahad 19 Apr 2020 07:34 WIB

UMY Beri Sembako Mahasiswa yang tak Bisa Pulang Kampung

UMY telah beberapa kali memberikan bantuan logistik kepada mahasiwanya.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Qommarria Rostanti
Sembako (ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Sembako (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pandemi Covid-19 membuat banyak mahasiswa perantauan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengurungkan niat untuk pulang kampung. Namun, tetap berada di kos masing-masing, ada masalah baru karena mereka kesulitan mencari bahan makan.

Untuk itu, UMY beberapa kali memberikan bantuan logistik bagi mahasiswanya. Kali ini, giliran Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI) yang memberikan paket sembako dan uang tunai kepada para mahasiswa.

Ketua Prodi PBI, Sri Rejeki Murtiningsih, mengatakan, masih banyak mahasiswa yang masih ada di kos masing-masing. Tapi, banyaknya toko dan warung makan yang tutup membuat pemenuhan kebutuhan makan harian mereka sulit.

"Kami tahu ada mahasiswa yang masih berada di Yogyakarta. Kami juga mengerti mereka kesulitan karena warung-warung sudah tutup, jadilah program ini yang juga dibantu oleh para alumni," kata Jeki, Sabtu (18/4).

Dia menyebut, ada alur pengambilan paket sembako yang harus dilakukan oleh 109 mahasiswa yang mendaftar. Mereka harus mengikuti aturan tidak berkerumun dan disediakan waktu selama dua hari bagi mahasiswa. Kemudian, tiap mahasiswa yang sudah mendaftar diberi jadwal waktu yang sudah ditentukan. Selain itu, pengambilan paket sembako hanya boleh dilakukan oleh maksimal dua orang selama 10 menit.

"Pokoknya tidak boleh berkerumun, jadi ruangan kami atur sedemikian rupa agar berjalan secara cepat. Kami memutuskan untuk menjadwal saja, tiap 10 menit bagi dua mahasiswa," ujar Jeki.

Dia berharap, paket sembako yang diberikan dapat membantu mahasiswa, termasuk menjelang bulan suci Ramadhan. Dilakukan pula survei kepada mahasiswa untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang mereka perlukan.

"Nanti ketika puasa, tidak perlu repot-repot lagi mencari bahan kebutuhan," kata Jeki.

Selain paket sembako, ada uang tunai yang diberikan kepada mahasiswa. Jeki menekankan, pemberian uang tunai dimaksudkan agar bisa membantu proses kuliah secara daring atau kebutuhan lain, bukan untuk dibelanjakan rokok.

"Jadi, kami beri tunai agar bisa digunakan beli kuota untuk online learning atau apa pun itu, tapi ada catatan dari kami agar uang itu tidak untuk dibelikan rokok," ujar Jeki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement