Sabtu 18 Apr 2020 20:42 WIB

Walhi: Pandemi Covid-19 Jadi Momentum Pembangunan Bersih

'Misal PLTU batu bara ditinggalkan, gunakan energi lebih bersih.'

Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Nur Hidayati
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Nur Hidayati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Walhi Nasional Nur Hidayati mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum Indonesia jadi negara dengan pembangunan yang lebih bersih. “Kalau kondisi ini tetap baik mustinya ubah model pembangunan, misal PLTU batu bara ditinggalkan, gunakan energi lebih bersih dan meninggalkan polusi,” ujar Nur Hidayati yang akrab disapa Yaya menanggapi kondisi lingkungan Indonesia selama masa pandemi Covid-19 di Jakarta, Sabtu (18/4).

Yaya mengatakan hanya produksi sampah yang berkurang di masa pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama masa penyebaran SARS-CoV-2. "Kita sudah lihat ada perbaikan, sampah aja berkurang 600 ton per hari karena efek kerja di rumah,” kata dia.

Baca Juga

Selain itu, ada kecenderungan perbaikan kualitas udara di Jakarta meski tipis. Sumber-sumber polutan di Jakarta, menurut dia, juga berbeda. 

Jika di sekitar kawasan Glora Bung Karno (GBK) yang merupakan pusat bisnis terlihat lebih hijau sekarang berarti sumber polutan utama ada di transportasi.  Sedangkan di pinggiran Jakarta kemungkinan industri yang berkontribusi besar penyebab polusi. 

Sektor swasta harus berperan di masa PSBB untuk melaksanakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) tanpa mengurangi hak-hak buruh atau karyawan. 

Hal krusial mengapa polusi udara perlu diatasi, ia mengatakan karena berkaitan erat dengan kesehatan manusia. Particulate Matters 2.5 (PM2.5) yang bersumber dari asap segala jenis pembakaran bahan bakar bisa masuk ke sistem perbatasan manusia, masuk ke paru-paru, dan menyebabkan penyakit.

Yaya mengatakan, di tengah pandemi ada segi positif. Jika jaga jarak fisik (physical distancing) dilanjutkan dan semua arahan pemerintah untuk mengurai kegiatan di luar rumah diikuti akan memberikan dampak positif ke lingkungan.

Namun, ia menyadari tidak semua orang memiliki kemewahan untuk bisa tinggal di rumah saja selama masa pandemi Covid-19. Mereka pekerja informal dan memiliki pendapatan harian tidak mungkin tinggal di rumah.

“Ini pentingnya pemerintah memberi bantuan ekonomi sehingga mereka tenang. Selama itu tidak bisa dipastikan, pasti mereka akan mencari pendapatan keluar rumah,” ujar Yaya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement