Sabtu 18 Apr 2020 13:18 WIB

Meksiko Minta Petugas Medis Senior Kembali Bekerja

Meksiko meminta petugas medis senior kembali bekerja, merawat pasien non-Covid-19.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, meminta tenaga kesehatan yang telah berusia 60 sampai 65 tahun untuk kembali bekerja dan merawat pasien non-Covid-19.
Foto: The Independent
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, meminta tenaga kesehatan yang telah berusia 60 sampai 65 tahun untuk kembali bekerja dan merawat pasien non-Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA MEKSIKO -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador meminta pekerja medis senior untuk kembali bertugas, Jumat (17/4). Tenaga kesehatan yang telah berusia 60 hingga 65 tahun itu diharapkan dapat merawat pasien non-Covid-19 di tengah melonjaknya angka kasus infeksi virus corona.

Lopez Obrador mengatakan, ada sekitar 20 ribu perawat dan dokter dalam kesehatan baik yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi. Mereka akan bekerja dari 23 April hingga 23 Mei agar pekerja kesehatan yang lebih muda dapat fokus menangani pasien yang terinfeksi virus corona.

Baca Juga

Perkiraan pemerintah, kasus virus corona akan mencapai puncaknya pada 10 Mei di Ibu Kota padat penduduk Kota Meksiko dan sekitarnya. "Menurut proyeksi, kami menghitung bahwa jumlah rawat inap akan meningkat, dan juga akan ada peningkatan perawatan intensif," kata Lopez Obrador.

Presiden menyatakan, penambahan 20 ribu pekerja tambahan tersebut cukup untuk menutupi permintaan yang layanan kesehatan lebih tinggi di masa pandemi corona. Mereka akan membantu agar petugas kesehatan tak terlalu kewalahan dalam menghadapi banjir pasien.

Lopez Obrador mengatakan, untuk menghindari risiko dalam penyebaran, pekerja pemerintah berusia lebih dari 60 tahun, termasuk staf medis, telah diberi tahu untuk tinggal di rumah. Otoritas kesehatan Meksiko mengatakan, orang-orang di atas usia itu bisa sangat rentan terkena komplikasi dari virus korona.

Meksiko sejauh ini telah melaporkan 6.297 kasus virus corona dan 486 kematian. Pihak berwenang mendesak warganya untuk tinggal di rumah untuk mencegah sejumlah besar penyakit yang dapat membanjiri sistem kesehatan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement