Sabtu 18 Apr 2020 11:35 WIB

Penularan Corona yang Meluas dan Tren Sembuh yang Naik

Jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh setiap harinya naik

Petugas medis melakukan simulasi penanganan pasien terjangkit virus Corona: Jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh setiap harinya menunjukkan
Foto: Republika/Abdan Syakura
Petugas medis melakukan simulasi penanganan pasien terjangkit virus Corona: Jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh setiap harinya menunjukkan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sapto Andika Candra

JAKARTA -- Jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh setiap harinya menunjukkan angka yang menjanjikan. Per Jumat (17/4), sebanyak 59 orang pasien kembali dinyatakan sembuh sehingga total pasien sembuh dari Covid-19 sebanyak 607 orang. Angka ini terus melampaui jumlah pasien yang meninggal dunia, yaitu 520 orang dengan penambahan 24 orang dalam 24 jam terakhir.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan, angka kesembuhan yang semakin tinggi ini diharapkan terus berlanjut. Beberapa provinsi yang mencatatkan jumlah pasien sembuh terbanyak adalah DKI Jakarta dengan 204 orang, Jawa Timur 94 orang, Sulawesi Selatan 43 orang, Jawa Barat 41 orang, dan Bali serta Jawa Tengah dengan masing-masing 36 orang.

"Kita bersyukur yang sembuh 607 orang dan barang tentu akan terus meningkat," kata Yurianto menjelaskan, Jumat (17/4).

Jumlah kesembuhan yang lebih banyak daripada kematian mulai terjadi pada Kamis (16/4). Saat itu, 102 orang dinyatakan sembuh dengan total 548 kesembuhan, sementara angka kematian total ada 496 orang.

Meski begitu, penyebaran Covid-19 di Indonesia masih terjadi secara luas. Hal itu ditandai dengan lonjakan jumlah pasien positif yang cukup signifikan dalam 24 jam terakhir. Sejak Kamis (16/4) sampai Jumat (17/4), ada penambahan 407 kasus positif Covid-19. Sampai saat ini, sudah 5.923 orang yang dinyatakan positif korona.

"Penularan masih terus terjadi. Ini sudah menjadi bencana nasional. Mari berpartisipasi lebih serius. Hanya kita secara sama-sama yang bisa selesaikan ini," ujar Yurianto.

Yurianto mengatakan, saat ini sudah ada 34 laboratorium di seluruh Indonesia yang difungsikan untuk pengujian sampel Covid-19. Jumlah ini akan terus ditingkatkan seiring dengan target pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap 10 ribu spesimen per hari. “Sebentar lagi, dalam waktu dekat, kami akan menambah lagi dan memperluas penyebaran laboratorium uji,” kata dia.

Pengujian sampel di lab tersebut menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) yang disebut paling efektif mengetahui seseorang terpapar korona atau tidak. Dia memerinci, jumlah spesimen kasus yang diperiksa sampai hari ini sebanyak 37.134 orang dengan hasil 31.211 orang dinyatakan negatif.

Data yang dihimpun Kementerian Kesehatan menunjukkan, secara perinci terdapat 173.732 ODP dan 12.610 pasien dalam pengawasan (PSP). “Jumlah PDP itu nantinya akan menjadi prioritas untuk menjalani pemeriksaan dengan realtime PCR,” ujar Yurianto.

Pada Senin (13/4), Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, pihaknya akan menambah lab yang memiliki kemampuan tes PCR menjadi 52 unit dalam waktu dekat. Kementerian Riset dan Teknologi, kata dia, juga telah menggandeng Lembaga Biologi Molekular Eijkman untuk menambah kapasitas tes PCR per harinya.

Sanksi Lebih tegas

Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyarankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih tegas dalam menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menilai, pergerakan penumpang yang masih ramai dengan transportasi umum karena penutupan kantor tidak sesuai regulasi.

"Dalam Pergub Nomor 33, kantor di luar regulasi harus tutup, itu harus tutup," kata Budi dalam video konferensi, Jumat (17/4).

Pemprov DKI Jakarta mengatur perkantoran harus meliburkan karyawannya, dengan penecualian delapan sektor usaha. Budi mengatakan, jika masih ada kantor yang seharusnya tutup, tetapi masih beroperasi, harus dikenakan denda agar PSBB lebih efektif.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Kamis (15/4) mengakui, masih banyak masyarakat yang masih bekerja ke Jakarta melalui berbagai transportasi publik, seperti kereta rel listrik (KRL).

Ia menegaskan, perusahaan yang masih mewajibkan karyawannya ke kantor akan diberikan sanksi tegas. Sanksi itu berupa penyegelan hingga evaluasi perizinannya.

"KRL tetap penuh, kendaraan umum tetap penuh karena perusahaannya tetap beroperasi. Selama perusahaan tetap beroperasi, maka kendaraan umum juga akan penuh. Dan, kita pastikan bahwa semua yang tidak tertib akan mendapatkan sanksi, mulai dari pencabutan perizinan sampai dengan sanksi-sanksi lainnya," kata Anies.

Selain Jakarta, PSBB juga kini telah diterapkan di daerah penyangga, di antaranya Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sementara itu, Bandung Raya, Jawa Barat, akan melaksanakannya pada Rabu pekan depan dan Makassar, Sulawesi Tengah, pada 24 April, yang bertepatan dengan hari pertama Ramadhan. 

KESEMBUHAN TERTINGGI:

- DKI: 204 orang

- Jawa Timur: 94 orang

- Sulawesi Selatan: 43 orang

- Jawa Barat: 41 orang

- Bali: 36 orang

- Jawa Tengah: 36 orang

SUMBER: Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

(dessy suciati saputri/rahayu subekti ed: ilham tirta)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement