Jumat 17 Apr 2020 23:48 WIB

Ramai-ramai Ngotot Tuntaskan Musim 2019/2020

Klub-klub Liga Primer Inggris terancam mengalami kerugian uang yang masif.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
logo baru liga primer inggris
Foto: http://www.skysports.com
logo baru liga primer inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris menetapkan masa isolasi atau lockdown bagi seluruh masyrakat demi memerangi penyebaran virus covid-19. Otomatis, sepak bola Negeri Ratu Elizabeth mati suri dan membuat seluruh klub Liga Primer tiarap.

Dilansir Sky Sport, Kamis (16/4) klub Liga Primer masih berkeinginan untuk melakukan segala sesuatu yang dimungkinkan untuk menuntaskan musim ini alih-alih membatalkannya.

Selain itu, satu hal yang kini menjadi perhatian utama adalah terkait kontrak pemain. Hal itu yang mendorong seluruh klub, dengan jumlah yang terus bertambah, ingin agar musim tuntas pada tanggal 30 Juni.

"Kekhawatiran jika musim tak selesai pada 30 Juni adalah, pemain pinjaman dan yang kontraknya habis akan berpeluang besar meninggalkan klub," kata salah seorang pemilik klub Liga Inggris dikutip Sky Sport.

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) sebelumnya telah menjamin kontrak pemain yang akan habis pada 30 Juni, dengan memperpanjang masa kerjanya hingga musim 2019/2020 berakhir.

Lebih lanjut, sebuah pertemuan antarpemilik klub dan Federasi Sepak Bola Inggris (FA) akan berlangsung pada Jumat 17 April. Namun, nantinya pembahasan itu diprediksi belum dapat menghasilkan keputusan yang mengikat.

Mengingat keputusan musim akan kembali bergulir tergantung pada pemerintah Inggris yang menetapkan apakah kondisi covid-19 sudah menurun atau belum.

"Pertemuan nanti akan lebih membahas soal kelangsungan finansial, dan jika kapan kami bisa main lagi atau harus membatalkan musim. Sedihnya, musim dibatalkan atau tidak tergantung pada keputusan pemerintah," sambung pernyataan itu.

Di sisi lain, ngototnya deretan kesebelasan Liga Primer ingin mengakhiri musim 2019/2020 bukan hanya karena masalah kontrak pemain, yang sejatinya mendapat garansi dari FIFA, sebagaimana dijelaskan di atas.

Jejeran klub sepertinya ingin terhindar dari kerugian finansial terkait kontrak mereka dengan pihak broadcaster alias hak siar televisi agar tidak turun. Hak siar Liga Primer pun dimilik oleh Sky Sport dan BT Sport.

Fatalnya, kedua stasiun televisi tersebut ingin Liga Primer Inggris menyelesaikan musim ini paling lambat pada 16 Juli 2020 mendatang. Apabila, hal ini urung terwujud, Sky Sports dan BT Sport bakal memotong nilai hak siar hingga 762 poundsterling atau sekitar Rp 15,4 triliun.

Sedangkan Liga Primer memiliki kontrak 3 miliar pounds alias Rp 60 triliun per tahun bersama kedua televisi tersebut. Praktis, desakan kedua hak siar ini membuat klub-klub Inggris kalang kabut.

Patut diingat, klub Liga Primer berhak mendapatkan potongan dana hak siar. Meski tidak dibagi rata, angkanya pun terbilang tinggi. Sang jawara, Liverpool mendapatkan 57 juta pounds, sedangkan tim yang berada di posisi paling bawah masih bisa menerima 20 juta pounds.

Sportsmail dalam laporannya mengklaim bahwa bos Liga Primer telah meminta kepada pihak penyiar untuk tidak mengajukan pun mendesak para klub agar segera melanjutkan pertandingan musim ini.

Negosiasi antarkedua belah pihak pun berujung pada kesepakatan untuk memberikan akses wawancara (via online) kepada manajer pun pelatih, dan pemain setiap dua pekan sekali. Sebab, Sky dan juga BT Sport sangat membutuhkan konten dengan jadwal olahraga yang beku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement