Jumat 17 Apr 2020 22:24 WIB

Mengenal Kitab Hadis Sunan Imam Tirmidzi

Imam Tirmidzi menulis kitab hadis serta memperkenalkan istilah baru dalam ilmu hadis

Sunan Imam Tirmidzi
Foto: wikipedia
Sunan Imam Tirmidzi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara beragam kitab-kitab hadis yang otoritatif, tersebutlah Sunan Tirmidzi. Kitab itu merupakan karya Imam Tirmidzi, seorang ulama hadis yang lahir di Transoksania pada 822 M.

Dalam risalahnya, Ibn Hajar menjelaskan klasifikasi guru-guru Imam Tirmidzi. Malahan, dalam pandangannya, mereka semua terbilang unik.

Baca Juga

Guru-guru Imam Tirmidzi tersebut dapat dikatagorikan dalam tiga peringkat. Pertama, mereka yang mendahului Tirmidzi. Kedua, mereka yang menjadi sumber riwayat langsung. Ketiga, mereka yang guru-guru khusus.

Menurut beberapa ulama, Imam Tirmidzi tergolong sebagai ulama yang produktif menulis. Namun, dari seluruh karya tulisnya, bidang hadis mendapat perhatian yang paling besar.

Kandungan kitab

Tentunya, Sunan al-Tirmidzi menjadi karyanya yang monumental dalam membicarakan disiplin ilmu hadis. Kitab itu terbagi dalam 50 bab. Selain itu, di dalamnya termaktub 3.956 buah teks hadis. Isinya meliputi delapan pokok bahasan hukum.

Di antara ciri-ciri Sunan al-Tirmidzi yakni, adanya penjelasan tentang isnad (sandaran) hadis serta komentar-komentar dari para imam mazhab.

Kriteria lain yang juga belum dimiliki pengumpul hadis sebelum Imam Tirmidzi adalah perihal istilah baru berkenaan dengan kualitas hadis.

Menurut Ibn Taimiyyah, Imam Tirmidzi adalah tokoh pertama yang secara resmi menggunakan istilah hasan (baik).

Di samping itu ia juga banyak menitikberatkan penialian tentang periwayat Hadis melalui kaidah al-Jarh wa Ta'dil (cacat dan benar). Ketelitiaan dan kecermatan Imam Tirmidzi terlihat jelas dalam penerapan sistematika isnad dalam al-Sunan.

Di samping mengikuti jejak gurunya, Imam Muslim. Imam Tirmidzi juga merumuskan sistem isnad baru dengan cara mengumpulkan beberapa isnad dalam satu hadis.

Ia juga kadangkala memberi tambahan lafadz (komentar) terhadap perbedaan riwayat yang terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement