Jumat 17 Apr 2020 01:19 WIB

24 Dokter Meninggal Akibat Corona, IDI Bentuk Tim Audit

IDI bentuk tim audit telusuri kabar meninggalnya 24 dokter akibat corona.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih
Foto: Thoudy Badai_Republika
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membentuk tim audit untuk menelusuri penyebab 24 dokter yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Diharapkan audit tim tersebut ada kejelasan di pekan depan.

Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih mengakui, pihaknya mendapatkan laporan bahwa sebanyak 24 dokter menghembuskan napas terakhir terkait Covid-19 hingga Kamis (17/4) hari ini. "Tetapi kami ingin memastikannya. Karena itu kami membentuk tim audit sejak sepekan lalu," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (17/4).

Baca Juga

Daeng Faqih menambahkan, anggota tim ini terdiri dokter bagian forensik, penyakit dalam, radiologi, anestesi, hingga anak. Ia melanjutkan, begitu surat keputusan (SK) pengangkatan tim ditetapkan, mereka langsung bekerja melakukan audit. 

Ia mengatakan, tim ini kini menghimpun dan menelusuri informasi dari teman satu pekerjaan, sampai ke keluarganya untuk memastikan kebenaran mengenai penyebab meninggalnya tenaga medis tersebut. Ia menambahkan, mayoritas para dokter yang meninggal berada di Jabodetabek, Bandung Jawa Barat, Makassar Sulawesi Selatan satu orang, Banjarmasin Kalimantan Selatan satu orang, Bengkulu satu orang, Palembang Sumatra Selatan satu orang, dan Medan Sumatra Utara satu orang.

 

"Saya berharap pekan depan sudah ada kejelasan atau titik terang (hasil penelusuran) meskipun belum sepenuhnya rampung," katanya.

Setelah hasilnya diketahui, tim ini nantinya memberikan rekomendasi untuk internal IDI. Masukan ini terkait regulasi bagaimana dokter membuka praktik yang aman selama Covid-19. Selain itu, Faqih menambahkan tim ini juga memberikan advokasi kepada pemerintah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement