Kamis 16 Apr 2020 14:39 WIB

Wagub Sumbar Minta Warga tak Tolak Pasien Positif Covid-19

Masyarakat sekitar harus tetap peduli walau harus tetap menjaga jarak.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Mas Alamil Huda
Wagub Sumbar Nasrul Abit kunjungi salah seorang pasien positif Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah, di Kelurahan Gunung Pangilun, Kota Padang, Kamis (16/4).
Foto: dok. IHumas Pemprov Sumbar
Wagub Sumbar Nasrul Abit kunjungi salah seorang pasien positif Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah, di Kelurahan Gunung Pangilun, Kota Padang, Kamis (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Nasrul Abit mengunjungi kediaman seorang pasien positif Covid-19 yang diisolasi mandiri di kediamannya, Kamis (16/4). Pasien ini berada di RW 2 Kampung KB, Kelurahan Gunung Pangilun, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.

Warag tersebut merupakan pasien positif Covid-19 yang tergolong orang tanpa gejala (OTG) yang tertular dari suaminya. Suami pasien, saat ini tengah diisolasi di RSUP M Djamil Padang. "Ini keluarga kita, korban dari keluarga sederhana. Kita datang memberikan semangat. Jangan ada yang menolak," kata Nasrul Abit, Kamis (16/4).

Nasrul juga memberikan bantuan berupa sembako kepada pasien isolasi mandiri tersebut. Selain memberikan motivasi, Nasrul memaknai kedatangannya ke kediaman pasien untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat di sekitar agar tetap menerima kehadiran pasien. Masyarakat sekitar harus tetap peduli walau harus tetap menjaga jarak dan menggunakan masker.

Nasrul mengatakan, masyarakat sekitar di RW 2 Kampung KB, Keluragan Gunung Pangilun juga harus memberikan dorongan semangat agar pasien segera sembuh.

Nasrul juga berharap pasien disiplin melaksanakan instruksi dari tim medis. Walau tidak isolasi di rumah sakit, pasien isolasi mandiri di rumah tidak boleh keluar rumah dan menjaga jarak dengan anggota keluarga lainnya di rumah. "Jaga anak-anak di rumah, jaga jarak, jangan keluar rumah," ucapnya.

Ketua RW 2 Kampung KB, Amiruddin menjelaskan, pasien positif yang isolasi di RW-nya ini masih merupakan kerabat dekat dari warga kampung tersebut. Semua warga di RW 2, menurut Amiruddin, tidak ada yang keberatan di kampung mereka ada pasien yang dirawat di rumah. "Pasien ini bukan orang lain. Masih sanak saudara kita. Kami masih serumpun," ujar Amiruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement