Kamis 16 Apr 2020 14:36 WIB

Selandia Baru Terapkan Pembatasan Meski Longgarkan Lockdown

Selandia Baru tidak akan terburu-buru mengizinkan aktivitas berjalan normal.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern
Foto: EPA-EFE/Boris Jancic
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan negaranya akan tetap menerapkan pembatasan yang signifikan meskipun nantinya melonggarkan lockdown. Ia tak ingin terburu-buru mengizinkan aktivitas berjalan normal kembali.

Saat ini Selandia Baru memberlakukan lockdown level 4 atau tertinggi. Pada level tersebut, kantor, sekolah, dan semua layanan tidak penting seperti bar, restoran, kafe serta harus ditutup. Ardern mengungkapkan jika negaranya menurunkan tingkat lockdown ke level 3, hal itu memungkinkan aspek ekonomi dibuka kembali.

Baca Juga

"Secara desain, level 3 adalah perkembangan, bukan terburu-buru ke normal. Ini mengedepankan banyak pembatasan yang diberlakukan di level 4, termasuk persyaratan untuk berada di rumah dan membatasi kontak dengan orang lain," kata Ardern pada Kamis (16/4).

Dia mengungkapkan, di bawah level 3, sejumlah warga dapat kembali bekerja. Bisnis pun bisa beroperasi lagi jika mereka dapat menjaga kontak langsung dengan pelanggan. Sementara mal, toko perangkat keras dan restoran akan tetap ditutup. Mereka hanya diizinkan melayani pembelian online atau telepon.

Keputusan apakah akan melonggarkan lockdown akan dibuat pada 20 April. "Kita memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang belum dicapai negara lain, menghilangkan virus," ujar Ardern.

Selandia Baru melaporkan 15 kasus baru Covid-19 pada Kamis. Saat ini negara tersebut memiliki 1.401 kasus dengan sembilan korban jiwa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement