Kamis 16 Apr 2020 12:52 WIB

Bandara Kediri Diharapkan Tingkatkan Tren Penerbangan Jatim

Bandara Kediri tahap 1 dapat menampung sekitar 2,5 juta penumpang per tahun.

Rep: Rahayu Subekti / Red: Agus Yulianto
Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan (ke dua kanan) berbincang dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (ke dua kiri) didampingi Menteri Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Sofyan A Djalil (kanan) dan Bupati Kediri Haryanti Sutrisno (kiri) saat melakukan kunjungan kerja di kawasan terdampak pembangunan bandara di Grogol, Kediri, Jawa Timur.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan (ke dua kanan) berbincang dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (ke dua kiri) didampingi Menteri Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Sofyan A Djalil (kanan) dan Bupati Kediri Haryanti Sutrisno (kiri) saat melakukan kunjungan kerja di kawasan terdampak pembangunan bandara di Grogol, Kediri, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Pemerintah melakukan pencanangan Bandara Kediri, Jawa Timur (Jatim) melalui video konferensi kemarin (15/4). Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto mengharapkan, nantinya bandara tersebut dapat menambah trafik penerbangan di Jawa Timur. 

Novie mengatakan, pergerakan pesawat di Jawa Timur belum tumbuh signifikan. Saat ini, di Jawa Timur terdapat enam bandara yang beroperasi dan melayani 16 persen pergerakan pesawat secara nasional. "Namun angka tersebut masih kurang dari pertumbuhan nasional,” kata Novie, Rabu (15/6). 

Oleh karena itu, kata dia, Bandara Kediri diharapkan dapat meningkatkan tren pertumbuhan penerbangan di wilayah Jawa Timur. Selain itu, bandara tersebut juga akan meningkatkan konektivitas udara di wilayah Jawa Timur.

Pembangunan Bandar Udara Kediri yang diprakarsai oleh PT Gudang Garam Tbk akan dilakukan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Unsolicited. Penetapan lokasi Bandar Udara Kediri juga telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 28 Tahun 2020 tentang Penetapan Lokasi Bandar Udara Baru Kediri pada tanggal 4 Februari 2020 dengan estimasi total kebutuhan luas lahan bandar udara sebesar 454,5 Hektare. 

“Kami berkeyakinan bahwa kediri dapat menjadi sentra ekonomi baru di Jawa Timur. Kami mengapresiasi pembangunan bandara baru ini untuk dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh Kota Kediri,” ujar Novie.

Dia menuturkan, pembangunan bandar bandara tersebut dilakukan untuk menarik para investor serta wisatawan yang masuk di Kota Kediri. Dengan meningkatkan konektivitas transportasi udara di wilayah Kediri dan sekitarnya, kata Novie, diharapkan dapat mendorong peningkatan perekonomian, meningkatkan jumlah wisatawan, mempermudah masyarakat sekitar untuk bepergian, hingga memberikan lapangan pekerjaan masyarakat di Kediri dan sekitarnya.

Senentara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Perhubungan Luhut Binsar Pandjaitan menilai, Bandar Kediri akan meningkatkan persaingan nasional dan konektivitas Kediri. Kata dia, dengan jumlah penduduk di Provinsi Jawa Timur kurang lebih 40 juta orang, maka Bandara Kediri sangat berpengaruh sekali. 

“Terlebih lagi bandara ini akan berstatus internasional juga, akan dapat membantu koordinir haji untuk daerah Selatan Jawa Timur. Menurut saya Bandara Baru Kediri ini sangat paten, dari desainnya frist class,” ungkap Luhut. 

Rencananya, Bandara Kediri akan memiliki landasan pacu sepanjang 3.300 meter persegi dan dilengkapi fasilitas penunjang terminal penumpang, terminal cargo, dan parkir kendaraan. Pada pembukaan nantinya, Bandara Kediri tahap 1 dapat menampung sekitar 2,5 juta penumpang pertahun dan sembilan pergerakan pesawat pada jam sibuk. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement