Kamis 16 Apr 2020 10:19 WIB

Bumbu Pecel, Kreativitas Petani di Tengah Pandemi Covid-19

Petani mengolah kacang yang ditanam menjadi bumbu pecel yang siap dipasarkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi covid-19 tak menghalangi produktivitas para petani.  Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, petani justru semangat melakukan kegiatan agribisnis sesuai potensi di wilayahnya, sebagaimana yang dilakukan Ichwan, petani kacang asal Kabupaten Sampang, Jawa Timur.  Walaupun dengan tetap menjaga jarak dan mengurangi interaksi saat di luar rumah sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19, tidak memengaruhi hasil produksi dan distribusi.  Adanya pandemi Covid 19 ini justru dimanfaatkan Ichwan  menangkap peluang bisnis. Ichwan yang sebelumnya mengikuti pelatihan kewirausahaan bagi petani milenial di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan mengaplikasikan ilmu yang didapatnya dengan tidak hanya sekedar menanam tetapi juga berbisnis mengolah kacang menjadi bumbu pecel.  Kemudian, memasarkannya dengan cara yang modern dan inovatif yaitu menggunakan strategi pemasaran secara online dan cash on delivery (COD) melalui aplikasi Djontor di wilayah Kabupaten Sampang.  “Saat ini orang membatasi keluar rumah, tapi orang tetap mencari kebutuhan pangannya, saya langsung berpikir, hasil produksi saya banyak dan melimpah kenapa tidak sekalian saya olah kacang untuk menjadi bumbu pecal bahan pelengkap yang praktis dan cepat saji”, ujar Ichwan belum lama ini.  Gencarnya promosi yang dilakukan, kini telah mampu merambah pasar mulai dari Surabaya, Bogor hingga Kalimantan dengan omzet yang didapatkan mencapai Rp 20 juta.  Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi juga menambahkan di masa pandemi Covid19, petani adalah pejuang untuk melawan Covid-19. “Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi”, ujar Dedi.  Usaha agribisnis masih terbuka luas bagi generasi milenial dan mampu membuka lapangan kerja. “Semangat untuk mau belajar dan kreativitas dengan memanfatkan peluang adalah modal penting kesuksesan sebuah usaha,” kata Dedi.
Foto: Dok Republika
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi covid-19 tak menghalangi produktivitas para petani. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, petani justru semangat melakukan kegiatan agribisnis sesuai potensi di wilayahnya, sebagaimana yang dilakukan Ichwan, petani kacang asal Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Walaupun dengan tetap menjaga jarak dan mengurangi interaksi saat di luar rumah sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19, tidak memengaruhi hasil produksi dan distribusi. Adanya pandemi Covid 19 ini justru dimanfaatkan Ichwan menangkap peluang bisnis. Ichwan yang sebelumnya mengikuti pelatihan kewirausahaan bagi petani milenial di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan mengaplikasikan ilmu yang didapatnya dengan tidak hanya sekedar menanam tetapi juga berbisnis mengolah kacang menjadi bumbu pecel. Kemudian, memasarkannya dengan cara yang modern dan inovatif yaitu menggunakan strategi pemasaran secara online dan cash on delivery (COD) melalui aplikasi Djontor di wilayah Kabupaten Sampang. “Saat ini orang membatasi keluar rumah, tapi orang tetap mencari kebutuhan pangannya, saya langsung berpikir, hasil produksi saya banyak dan melimpah kenapa tidak sekalian saya olah kacang untuk menjadi bumbu pecal bahan pelengkap yang praktis dan cepat saji”, ujar Ichwan belum lama ini. Gencarnya promosi yang dilakukan, kini telah mampu merambah pasar mulai dari Surabaya, Bogor hingga Kalimantan dengan omzet yang didapatkan mencapai Rp 20 juta. Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi juga menambahkan di masa pandemi Covid19, petani adalah pejuang untuk melawan Covid-19. “Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi”, ujar Dedi. Usaha agribisnis masih terbuka luas bagi generasi milenial dan mampu membuka lapangan kerja. “Semangat untuk mau belajar dan kreativitas dengan memanfatkan peluang adalah modal penting kesuksesan sebuah usaha,” kata Dedi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi covid-19 tak menghalangi produktivitas para petani.  Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, petani justru semangat melakukan kegiatan agribisnis sesuai potensi di wilayahnya, sebagaimana yang dilakukan Ichwan, petani kacang asal Kabupaten Sampang, Jawa Timur.

Walaupun dengan tetap menjaga jarak dan mengurangi interaksi saat di luar rumah sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19, tidak memengaruhi hasil produksi dan distribusi.

Adanya pandemi Covid 19 ini justru dimanfaatkan Ichwan  menangkap peluang bisnis. Ichwan yang sebelumnya mengikuti pelatihan kewirausahaan bagi petani milenial di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan mengaplikasikan ilmu yang didapatnya dengan tidak hanya sekedar menanam tetapi juga berbisnis mengolah kacang menjadi bumbu pecel.

Kemudian, memasarkannya dengan cara yang modern dan inovatif yaitu menggunakan strategi pemasaran secara online dan cash on delivery (COD) melalui aplikasi Djontor di wilayah Kabupaten Sampang.

“Saat ini orang membatasi keluar rumah, tapi orang tetap mencari kebutuhan pangannya, saya langsung berpikir, hasil produksi saya banyak dan melimpah kenapa tidak sekalian saya olah kacang untuk menjadi bumbu pecal bahan pelengkap yang praktis dan cepat saji”, ujar Ichwan belum lama ini.

Gencarnya promosi yang dilakukan, kini telah mampu merambah pasar mulai dari Surabaya, Bogor hingga Kalimantan dengan omzet yang didapatkan mencapai Rp 20 juta.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi juga menambahkan di masa pandemi Covid19, petani adalah pejuang untuk melawan Covid-19. “Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi”, ujar Dedi.

Usaha agribisnis masih terbuka luas bagi generasi milenial dan mampu membuka lapangan kerja. “Semangat untuk mau belajar dan kreativitas dengan memanfatkan peluang adalah modal penting kesuksesan sebuah usaha,” kata Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement