Kamis 16 Apr 2020 10:18 WIB

Sujud ala Nabi, Mana Lebih Dulu Tangan atau Lutut?

Telapak tangan dan lutut kerap diperdebatkan yang lebih dahulu ke tempat sujud

Gerakan shalat saat sedang bersujud (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Gerakan shalat saat sedang bersujud (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Sujud merupakan salah satu gerakan shalat yang dicontohkan Rasulullah. Ada tujuh tumpuan seseorang saat bersujud. Tujuh anggota tubuh itu sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah SAW.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Aku diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan: Dahi –dan beliau berisyarat dengan me nyentuhkan tangan ke hidung beliau, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung dua kaki." (HR al-Bukhari dan Muslim).

Pendiri Quran and Sunnah Solution Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, telapak tangan dan lutut menjadi dua anggota tubuh yang diperdebatkan mana yang terlebih dahulu hinggap di tempat sujud. Pangkal dari perbedaan ini berasal dari dua hadis riwayat Abu Daud yang hanya berjarak dua nomor. Dua hadis tersebut, yakni bernomor 838 dan 840-841.

Hadis pertama berasal dari sahabat bernama Wail bin Hujr RA. "Kalau anda ingin sujud jangan sujud seperti duduknya unta (ibil). Maka dahulukan lututnya sebelum kedua tangannya." Sesuai hadis tersebut, sujud dilakukan setelah dari iktidal dengan cara lutut dahulu turun hinggap ke tempat sujud  kemudian tangan. Sedangkan, hadis berikutnya berasal dari sahabat Abu Hurairah RA. "Kalau anda sujud jangan sujud seperti duduknya unta (ba'ir). Silakan dahulukan telapak tangannya sebelum lututnya."

Ustaz Adi lantas menjelaskan mengenai asbabul wurud hadis tersebut. Sahabat Wail bin Hujur yang menjadi muara hadis ini termasuk sahabat pertama yang masuk Islam. Dia paling rajin mengamati ibadah Nabi, sehingga termasuk sebagai sahabat yang paling banyak meriwayatkan tentang sifat shalat Nabi. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Wail, kata unta diistilahkan dengan ibil. Artinya, unta dalam artian umum atau belum ada beban.

Wail bin Hujr juga hidup pada masa perintah shalat pertama-tama diturunkan. Ketika itu, Nabi masih muda dan sehat. Rasulullah pun tercatat kerap ikut dalam perang besar, seperti Perang Badar dan Perang Uhud. Pada zaman itulah Wail mendapat pesan dari Rasulullah SAW agar jangan sujud seperti duduknya unta.

Menurut Ustaz Adi, unta tanpa beban yang sedang duduk akan mendahulukan tangannya (bagian depan) terlebih dahulu kemudian kakinya (bagian belakang). Nabi pun berpesan agar mendahulukan lutut sebelum kedua tangan agar tidak mencontoh duduknya ibil.

Berbeda dengan hadis tersebut, Abu Hurairah RA sebagai periwayat hadis ber nomor 840-841 merupakan sahabat yang baru masuk Islam tiga tahun menjelang Rasulullah SAW wafat. Abu Hurairah pun menyesal karena baru belakangan menjadi Muslim. Untuk mengobati rasa penyesalannya, Abu Hurairah bertekad mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh. Sampaisampai, Abu Hurairah menunggu Nabi saat hendak keluar rumah untuk mencatat semua gerak-gerik dan ucapan Nabi.

Hadis tentang sujud yang diriwayatkan Abu Hurairah pun datang saat Nabi SAW beranjak sepuh. Kalimat yang keluar ibil pada masa Wail berubah menjadi ba'ir. Artinya unta yang sudah ada beban. Berbeda dengan Ibil yang mendahulukan tangan saat duduk, unta dengan beban (ba'ir) mendahulukan kaki kemudian tangan saat hendak duduk. Karena itu, sujud yang di contohkan berdasarkan hadis ini mestilah sebaliknya, yak ni mendahulukan tangan kemudian lutut.

photo
Sejumlah jamaah melakukan sujud saat melaksanakan muhasabah akhir tahun pada acara Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At- Tin, Jakarta, Rabu (1/1). - (Republika/Putra M. Akbar)

Meski hadis itu datang saat Nabi SAW beranjak sepuh, Ustaz Adi menjelaskan, hendaknya jangan melihat faktor sepuh sebagai penyebab sujud mendahulukan tangan kemudian lutut. Namun, sepuh ini harus diletakkan sebagai 'ilat' atau perumpamaan mengenai ketidakmampuan seseorang menggunakan lututnya. Menurut dia, ada orang yang belum sepuh, tapi bermasalah dalam lututnya.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement