Rabu 15 Apr 2020 21:13 WIB

Laboratorium IPB University Terima 117 Sampel Swab

Laboratorium IPB University menjalankan prosedur standar WHO.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengambilan swab nasofaring dari seorang pasien di stasiun pengujian COVID-19. ilustrasi
Foto: AP/Elaine Thompson
Pengambilan swab nasofaring dari seorang pasien di stasiun pengujian COVID-19. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Laboratorium IPB University secara resmi menjadi laboratorium uji Covid-19 untuk Kota dan Kabupaten Bogor. Sejak beroperasi pada Senin (13/4) Laboratorium Covid-19 IPB University telah menerima sampel swab dan menjalankan prosedur sesuai dengan standard Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Hingga hari ini, sudah sebanyak 117 sampel yang diterima oleh Laboratorium Covid-19 IPB University," kata Bagian Humas Tim Laboratorium Covid-19 IPB University, Didik Pramono dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/4).

Baca Juga

Sampel sepesiem itu, sambung dia, selanjutnya dilakukan proses inaktivasi virus dan ektraksi RNA (bukan virus yang aktif atau hidup). Kemudian, dilakukan proses diagnostik dengan metode real-time (quantitatif) RT-PCR (Real Time-Polymerase Chain Reaction).

Dalam proses pengujian, Didik menuturkan, aspek keselamatan dan keamanan dalam menangani bahan biologis berbahaya menjadi perioritas utama. Dia menjelaskan, sepesiem klinis dalam virus transport medium (VTM) hanya diterima melalui satu pintu yakni Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) di Jalan Lodaya. Di PSSP dilakukan ekstraksi dan dilanjutkan dengan pengujian RT-PCR.

“Sampel dikemas sesuai aturan surat edaran Kemenkes dan WHO. Ada proses administrasi dan serah terima untuk recording data," jelas dia.

Sampel yang sudah dalam bentuk RNA, dapat dilakukan pengujian PCR di Laboratorium Collaborative Research Center-Science Techno Park (CRC-STP) di Jalan Taman Kencana. Bahkan, Laboratorium Terpadu-Satreps di Fakultas Kedokteran Hewan di kampus IPB Dramaga Bogor juga dapat menjadi penguji jika uji PCR terus mengalami peningkatan.

Sampel yang diuji, jelas Didik, dilakukan dengan standard Biosafety Level-2 (BSL-2) dan dibuka dari kontainer pembawa di dalam biosafety cabinet class 2 untuk mulai dilakukan inaktivasi virus. Begitupun, lanjut dia, ekstraksi RNA juga merujuk pada surat edaran Kementerian Kesehatan dan standard WHO.

"Ekstrak RNA (bentuk sangat aman) dari sampel yang datang, Senin (13/4) mulai dilakukan proses real time RT-PCR sejak Selasa (14/3). Semua prosedur pengerjaan tersebut dilakukan dengan standard keamanan dan keselamatan berdasar pedoman WHO dan Kemenkes” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement