Rabu 15 Apr 2020 18:18 WIB

Indonesia Berpuasa adalah Senjata Ampuh Melawan Covid-19 

Puasa adalah gerakan sosial yang tingkatkan imun untuk lawan Covid-19

Muslimah berbuka puasa (ilustrasi).
Foto: Reuters
Muslimah berbuka puasa (ilustrasi).

Rizal Bahara, Pemerhati Kesehatan

Manajer Operasional PT Nutrifood Indonesia 

Penderita Covid-19 yang terkonfirmasi positif di seluruh Dunia berdasarkan data dari Johns Hopkins University and Medicine pada tanggal 12 April 2020 sudah mencapai lebih dari 1,7 juta orang di seluruh dunia.

Lima Negara tertinggi positif Covid-19 adalah USA sebanyak 530.006 orang,  Spanyol sebanyak 163.027 orang, Italia sebanyak 152.271 orang, Perancis 130.730 orang, dan  Jerman 125.452 orang. Sedangkan di Indonesia sebanyak 3.842 orang terkonfirmasi positif . Secara global pandemi ini sudah menjangkiti lebih dari 180 Negara dan teroterial di seluruh dunia.

Tindakan pencegahan yg dilakukan di berbagai negara diantaranya adalah rajin mencuci tangan, menjaga jarak (physical distancing), menghindari menyentuh wajah, memakan makanan bergizi, rajin berolahraga dan meningkatkan imunitas tubuh, sedangkan untuk mencegah interaksi manusia antar wilayah diterapkan dengan melakukan isolasi mandiri, karatina, PSBB atau juga banyak dikenal dengan nama Lockdown.

Pesan Cinta dari Allah

Sebagai seorang muslim kita harus meyakini benar bahwa virus ini diciptakan oleh Allah sebagai bahan renungan bagi kita dan berpikir terhadap “pesan cinta” apa yang ingin disampai Allah kepada umat manusia. Wabah ini juga harus menjadi hikmah bagi umat manusia karena wabah ini melanda umat manusia di seluruh dunia. 

Allah mengajarkan kepada kita melalui Rasul-Nya bahwa saat terjadi wabah harus dilakukan pembatasan interaksi antarmanusia antar wilayah yang disebut lockdown, orang yang berada di dalam tempat yang terkena wabah tidak boleh keluar dan sebaliknya.

Terbukti negara-negara dan daerah-daerah yang melakukan proses ini bisa menurunkan jumlah terjadinya penambahan kasus positif Covid- 19 seperti contoh di Wuhan China, dari sini “pesan cinta” dari Allah yang di ingin disampaikan kepda kita adala ayolah kita ikuti panduan Allah melalui rosulnya jika ingin selamat.  

Mari kita pahami beberapa panduan yang diberikan oleh WHO maupun CDC dalam mencegah Covid-19 yaitu melakukan cuci tangan sesering mungkin, bukankah umat islam sudah melakukannya dengan melakukan wudhu?.

WHO pun memberikan panduan untuk tidak memegang wajah, yang artinya virus masuk dengan mudah melalui wajah melewati mata, hidung dan mulut, bukankah hanya berwudhu yang bisa membersihkan itu semua yaitu memberikan mulut, mencuci tangan, membersihkan hidung, dan membersihkan muka. Panduan ini Allah ingin memberikan pesan cintanya kepada kita ayolah  kita semua sering berwudhu minimal 5 kali dalam sehari, artinya seringlah mengingat Allah agar kita selamat.

Panduan lain dari WHO dan CDC adalah jaga jarak dengan orang lain dan menggunakan masker, jaga jarak dengan tidak bebas bersentuhan atau kontak fisik dengan orang lain apalagi yang non mahram. Bukankah itu juga sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Semua panduan yang disarankan oleh WHO ataupun CDC pada dasarnya sudah dilakukan oleh umat muslim dan sejalan denga syariat islam artinya sudah syar’i, sesuai dengan ajaran Islam. Dari semua kejadian itu maka “Pesan Cinta” yang ingin Allah sampaikan kepada manusia adalah kembalilah kepada Allah jika ingin selamat dan lakukan Islam secara kaffah, ikutilah petujuk nabi-Nya. 

Islam adalah agama yang toleran dan sangat tinggi kepedulian sosialnya, jika kita memahami rukun islam dan melaksanakan rukun tersebut maka akan terasa dampak sosialnya. Islam adalah agama yang peduli terhadap sesamanya. Sholat misalnya, kenapa harus dilakukan secara berjamaah, hal ini untuk menguatkan rasa sosial antar jamaah.

Jika ada jamaah yang tidak bisa hadir saat sholat berjamaah karena sakit maka rekan jamaah yang lainnya akan peduli terhadap jamaah tersebut. Kemudian zakat dan sedekah, zakat dan sedekah merupakan gerakan sosial untuk berbagi dengan sesamanya, demikian juga dengan Haji, salah satu prosesi ibadah haji ada proses penyembelihan hewan kurban yg dibagikan kepada orang lain. Terbukti jika melaksanakan islam secara kaffah manfaatnya akan dirasakan oleh banyak orang dan membantu sesama. 

Bagaimana dengan Puasa? ternyata puasa juga mempunya efek sosial tinggi jika dipahami dengan benar. Penulis baru tersadarkan ternyata puasapun ujungnya adalah berbagi dengan sesama untuk kepentingan sosial dan baru tercerahkan pada kondisi sekarang ini, saat terjadi wabah Covid-19.

Salah satu cara untuk mencegah serangan virus corona adalah kita harus mempunyai perisai tubuh yang kuat yaitu tubuh harus mempunyai sistem imunitas yang kuat dan prima. Banyak penelitian barat dan juga informasi medis yg menyebutkan bahwa puasa dapat meningkatkan sistem imunitas sehingga tubuh lebih kebal terhadap penyakit. 

Puasa meningkatkan Imunitas Tubuh 

Pada Quran surat Al Baqarah 2:184 Allah berfirman “ Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. Manfaat puasa untuk kesehatan sudah banyak terbukti, diantaranya adalah pada artikel keajaiban puasa yg di sampaikan oleh Sofiah Balfas yang menceritakan pengalaman pribadinya tentang manfaat puasa terhadap kesehatan dimana kadar HB-nya menjadi normal setelah rutin menjalankan puasa sunnah nabi Daud, bahkan ada seorang dokter yang sering menjalankan puasa  sunnah juga sembuh penyakit flunya dengan berpuasa.

Pada kesempatan lain seorang Guru Besar IPB di bidang Gizi juga menyebutkan bahwa dari banyak penelitian, puasa dapat menyembuhkan penyakit maag, membantu penderita diabetes mengotrol gula darah dan penyakit metabolisme lainnya.

Dr Jason Fung, MD salah seorang nephrologist dari Kanada juga menyebutkan banyak sekali manfaat puasa terhadap kesehatan diantaranya adalah memperbaiki kolesterol darah, meningkatkan hormon tubuh, mengurangi peradangan dan mengaktifkan pembersihan sel dengan proses autofagi.

Proses autofagi hanya bisa berjalan jika kita melakukan puasa. Proses autofagi ini yg berperan dalam meningkatkan imunitas tubuh, peningkatan imunitas ini sejalan dengan penelitian dari ilmuwan di California.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Southern California, puasa dapat memiliki peningkatan yang signifikan dalam kesehatan, khususnya sistem imunitas tubuh, disebutkan para peneliti menemukan bahwa rasa lapar memicu sel-sel induk dalam tubuh memproduksi sel darah putih baru yang melawan infeksi.

Profesor Valter Longo dikutip dari telegraph.co.uk, menyebutkan bahwa puasa sebagai "pembalik sakelar regeneratif" yang mendorong sel induk menciptakan sel darah putih baru. Penciptaan sel darah putih baru inilah yang mendasari regenerasi seluruh sistem imunitas tubuh, dan pada saat puasa tubuh menyingkirkan bagian-bagian dari sistem yang mungkin rusak, tua, atau tidak efisien.

Lebih lanjut, pada penelitian tersebut juga dikatakan bahwa dengan menjalankan puasa yang berkelanjutan, memaksa tubuh menggunakan cadangan glukosa dan lemak. Akibatnya dapat merusak sel darah putih lama.

Namun, hal ini membuat tubuh menginduksi perubahan yang memicu regenerasi sel induk untuk membuat sel sistem kekebalan tubuh baru. Hasil penelitian Profesor Valter Longo juga sejalan dengan hasil penelitian Shushimita  dari Department of Surgery  Division of Transplant Surgery, Erasmus MC-University Medical Center, Rotterdam, The Netherlands, Shushiminta menyebutkan bahwa saat puasa sel lebih banyak memproduksi CD3+ dan CD4 di sumsum tulang , dimana CD3+ dan CD4  ini berperan penting dalam meningkatkan imunitas tubuh. Secara ilmiah dan medis puasa terbukti meningkat imunitas tubuh.

Gerakan Puasa adalah Gerakan Sosial

Indonesia sendiri tercatat sudah diatas 3.800 orang yang positif Covid-19 dan masih terus bertambah walaupun banyak “senjata” yang sudah kita pakai untuk melawannya. Berdasarkan manfaatnya maka puasa bisa mejadi salah satu senjata kita untuk melawan Covid-19.

Saatnya Indonesia berpuasa, untuk saya dan kamu, dengan berpuasa maka imunitas tubuh setiap orang akan lebih baik  dan jika dilakukan bersama-sama maka imunitas masyarakat akan lebih baik juga sehingga terciptalah imunitas bersama (social immunity

Pembatasan interaksi yang disebut PSBB berdampak besar terhadap ekonomi rakyat, banyak masyarakat menjadi misbar (miskin baru) karena tidak berpenghasilan, dan tidak bisa mencukupi kehidupan sehari-harinya, dengan berpuasa insya Allah hal ini dapat diselesaikan.

Jika satu orang berpuasa selama dua hari dengan menjalankan puasa senin-kamis maka dalam satu pekan frekuensi makannya menjadi  19 kali yang semula adalah 21 per pekan, penghematan 2x makan ini bisa dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Berdasarkan hitungan sederhana tersebut maka untuk menjamin satu orang dapat makan dalam satu pekan perlu ada 10 orang yg berpuasa per pekan.  10 orang akan menyelamatkan orang orang dalam satu pekan.

Berdasarkan data BPS jumlah penduduk Indonesia kurang lebih 269 juta jiwa. Jika 50 persen melakukan puasa 2x per pekan maka akan ada 135 juta orang yang terbantu dan bisa makan 19x per pekan. Mari kita hitung secara ekonomi, jika satu kali makan setara dengan 10 ribu maka akan ada Rp 135 miliar dana dari masyarakat yang dapat digunakan untuk membantu yang lain.

Tindakan konkrit yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan budget uang hasil saving per orang per pekan tersebut ke Organisasi Pengelola Zakat (BAZNAS) yang ada di Indonesia misalnya Baznas, LazisMu, Dompet Dhuafa dan LAZ lainnya. Benefit yang dapat di ambil dari gerakan ini adalah akan terwujud imunitas rakyat Indonesia sebagai satu negara untuk perang melawan Covid-19 ini. Sehat individunya, sehat masyarakatnya dan juga sehat negaranya, bisa dibayangkan jika ini diduplikasi ke seluruh dunia.

Kampanye tentang pentingnya puasa melawan Covid-19 perlu digencarkan dimedia-media mainstream maupun sosial media. Para akademisi dibidang kesehatan, dibidang gizi,  para dokter, para ulama, para rohaniawan, dan juga para pengiat hidup sehat dapat segera mengedukasi hal tersebut supaya wabah ini dapat segera terhenti. 

Satu hal yang bisa menjadi bahan untuk didiskusikan bahwa lima negara yang paling besar terkena wabah ini adalah negara-negara kaya di Dunia, dimana warga mereka adalah warga yang dengan mudah untuk makan 3 kali sehari atau bahkan lebih, coba tengok lima negara yang paling rendah terdampak wabah ini? Bukankan mereka adalah negara-negara yang rakyatnya sering menahan makan? Bisa jadi daya imun mereka lebih tinggi daripada negara-negara kaya tersebut.  

Wa Allahu a’lam bish shawwab. 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement