Rabu 15 Apr 2020 16:55 WIB

Hadapi Arus Mudik, Dishub DIY Kontrol Wilayah Perbatasan

Arus mudik diprediksi meningkat pada Ramadhan dan menjelang Lebaran.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus Yulianto
 Tavip Agus Rayanto
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Tavip Agus Rayanto

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Perhubungan (Dishub) DIY melakukan pengawasan atau kontrol wilayah perbatasan DIY. Hal ini dilakukan dalam menghadapi arus mudik, imbas dari penyebaran virus Corona (Covid-19) yang berpotensi memperparah penyebaran virus. 

Terlebih, arus mudik yang akan diprediksi meningkat pada Ramadhan dan menjelang Lebaran. Tentu hal ini perlu diantisipasi guna memutus penyebaran Covid-19. 

Kepala Dishub DIY, Tavip Agus Rayanto mengatakan, pengawasan terhadap arus mudik dilakukan sesuai protokol yang ada dalam Peraturan Kementerian Perhubungan Nomor 18/2020. Ada tiga elemen pokok mengenai peraturan tersebut yakni pengaturan dalam konteks wilayah, pengaturan daerah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan mengenai langkah menghadapi arus mudik lebaran.

DIY sendiri masih berstatus tanggap darurat bencana Covid-19 dan belum memutuskan untuk menerapkan PSBB. Sehingga, kara Tavip, di DIY hanya poin pertama dan ketiga yang dilakukan.

Untuk itu, pihaknya telah mendirikan tiga posko di wilayah perbatasan guna mengawasi pemudik yang masuk ke DIY. Yakni di Jalan Megelang di Kecamantan Tempel, Jalan Solo dan Kulon Progo.

"Untuk bandara, stasiun, kami telah berkoordinasi dengan Angkasa Pura dan KAI untuk melaksanakan protokol sesuai dengan Peraturan Menhub. Kalau untuk kendaraan bus dan mobil pribadi, akan difilter di jalan perbatasan," kata Tavip.

Pengawasan di wilayah perbatasan ini sudah mulai dilakukan mulai pekan pertengahan April ini. Namun, sifatnya baru sebatas sosialisasi.

"Saat ini kami berkoordinasi dengan pemerintah masing-masing kabupaten/kota agar ikut mengontrol dan menutup jalur-jalur yang sering menjadi alternatif. Surat juga tengah disiapkan untuk menjadi perhatian Wakil Gubernur DIY, selaku Ketua Gugus Tugas COVID-19. Filter terkuat memang pada akhirnya adalah tingkat RT dan RW," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement