Selasa 14 Apr 2020 13:46 WIB

Singapura Catat Kenaikan Kasus Baru Virus Corona Tertinggi

Negara Asia masih terus mencatat penambahan kasus baru virus corona tiap hari.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Suasana jalanan yang kosong terlihat di area Central Business District (CBD) di Singapura, Selasa (7/4). Sebagian besar jalan-jalan dan pusat perbelanjaan terlihat kosong pada hari pertama penutupan tempat-tempat kerja yang tidak esensial di Singapura hal ini sebagai bagian dari langkah pemerintah untuk memutus rantai dalam memerangi pandemi Covid-19 dan coronavirus
Foto: EPA-EFE/HOW HWEE YOUNG
Suasana jalanan yang kosong terlihat di area Central Business District (CBD) di Singapura, Selasa (7/4). Sebagian besar jalan-jalan dan pusat perbelanjaan terlihat kosong pada hari pertama penutupan tempat-tempat kerja yang tidak esensial di Singapura hal ini sebagai bagian dari langkah pemerintah untuk memutus rantai dalam memerangi pandemi Covid-19 dan coronavirus

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura melaporkan 368 kasus baru infeksi virus corona atau Covid-19. Angka itu menjadi kenaikan harian terbesar yang membuat negara kota tersebut mencatat 2.981 kasus infeksi.

Sebagian besar kasus baru terjadi pada pekerja asing yang tinggal di pemukiman padat penduduk. Pada Selasa (14/4), pihak berwenang kesehatan nasional Singapura juga mengumumkan sembilan kasus kematian virus corona.

Baca Juga

Negara berpopulasi enam juta jiwa itu sudah menerapkan tindak pencegahan yang disebut 'pemutus sirkuit' selama empat pekan. Sehingga, semua bisnis dan sekolah ditutup hingga 4 Mei.

Kebijakan tersebut mengkarantina puluhan ribu pekerja asing di asrama mereka. Pemerintah pun sudah memindahkan beberapa penghuni gedung yang terlalu padat.

Lebih dari 200 ribu pekerja migran Asia tinggal di 43 asrama yang terdaftar. Setiap rumah berisi 20 orang, mereka berbagi kamar mandi, dapur, dan ruang-ruang lainnya.

Pada Senin (13/4) malam, Menteri Sumberdaya Air dan Lingkungan Singapura Masagos Zulkifli menulis pernyataan di Facebook. Ia mengatakan tiga pekan terakhir kebijakan karantina wilayah akan menentukan sukses tidaknya langkah tersebut.

"Dalam mencegah penyebaran di komunitas skala besar dan menyelamatkan orang-orang tercinta," tulisnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan 390 kasus baru sehingga totalnya Negeri Sakura itu sudah melaporkan 7.645 kasus infeksi. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah mendeklarasikan darurat nasional di Tokyo.

Enam prefektur dianggap memiliki risiko tertinggi penyebaran virus korona. Ia meminta masyarakat Jepang untuk tetap tinggal di rumah dan menerapkan himbauan pembatasan sosial.

Namun banyak perusahaan Jepang yang lambat dalam menerapkan kerja di rumah. Selain itu, masih banyak orang yang mengantre di toko-toko dan pusat perbelanjaan untuk memasok kebutuhan pokok selama darurat nasional yang berlangsung selama satu bulan.

Di Beijing, pemerintah China melaporkan 89 kasus baru. Sebanyak 86 di antaranya berasal dari luar negeri. Tapi tidak ada laporan kasus kematian.

Di Negeri Tirai Bambu itu masih ada sekitar 1.170 pasien virus corona yang menjalani pengobatan. Sementara, 1.077 orang lainnya diduga terinfeksi atau dinyatakan positif tetapi tidak merasakan gejala apa pun. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement