Selasa 14 Apr 2020 11:51 WIB

Enam Syarat WHO Sebelum Negara Longgarkan Pembatasan

WHO menyarankan negara-negara tak terlalu dini longgarkan pembatasan sosial

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Pelanggan menunggu untuk masuk ke apotek di lingkungan Williamsburg, New York, Rabu (8/4). WHO menyarankan negara-negara tak terlalu dini longgarkan pembatasan sosial. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Mark Lennihan
Pelanggan menunggu untuk masuk ke apotek di lingkungan Williamsburg, New York, Rabu (8/4). WHO menyarankan negara-negara tak terlalu dini longgarkan pembatasan sosial. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyarankan agar negara-negara tidak terlalu dini melonggarkan atau mencabut pembatasan sosial yang telah diterapkan untuk menekan penyebaran Covid-19. Namun dalam panduan terbarunya, WHO mencantumkan seperangkat kriteria jika sebuah negara hendak melakukan pelonggaran.

Terdapat enam poin yang dijabarkan WHO. Pertama sebelum melonggarkan atau mencabut pembatasan sosial, sebuah negara harus mengonfirmasi bahwa penularan virus telah dikontrol. Kedua, negara harus memastikan sistem kesehatan mampu mendeteksi, menguji, mengisolasi, dan merawat setiap kasus Covid-19.

Baca Juga

Ketiga, negara harus memastikan risiko wabah diminimalisasi, terutama di tempat seperti fasilitas kesehatan dan panti jompo. Keempat, negara harus menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja, sekolah, dan tempat penting lainnya. Kelima, negara harus dapat mengelola risiko kasus impor Covid-19.

Kemudian terakhir, negara harus sepenuhnya mendidik, melibatkan, dan memberdayakan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan 'norma baru' kehidupan sehari-hari. "Negara-negara harus mencapai keseimbangan antara langkah-langkah yang menangani kematian yang disebabkan Covid-19 dan penyakit lain karena sistem kesehatan yang kewalahan serta dampak sosial ekonomi," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (13/4) dikutip laman UN News.

Austria melonggarkan penerapan karantina wilayah atau lockdown pada Selasa (14/4). Austria menjadi negara pertama di Eropa yang melakukan hal tersebut. Ribuan toko di negara tersebut akan mulai beroperasi kembali. Namun Kanselir Austria Sebastian Kurz mengatakan toko berukuran lebih dari 400 meter persegi, termasuk pusat perbelanjaan, dan taman baru diizinkan buka pada 1 Mei mendatang.

Restoran dan hotel dapat dibuka kembali secara progresif mulai pertengahan Mei. "Secara ekonomi, kita ingin keluar dari krisis ini secepat mungkin dan berjuang untuk setiap pekerjaan di Austria," kata Kurz.

Sejauh ini Austria memiliki 14.043 kasus Covid-19 dengan 368 korban meninggal dan 7.343 pasien berhasil pulih.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement